Setelah kita tahu tentang lika-liku anak rohani yang panjang, rumit dan membutuhkan kesabaran ekstra itu dalam membimbingnya :D, tiba saatnya aku akan berbicara soal kakak rohani atau orang biasa sebut juga dengan orang tua rohani.
Perlu kamu ketahui dahulu ya, aku bicara soal kakak rohani ini bukan karena aku sudah menjadi kakak rohani yang baik, karena aku juga belum punya anak rohani. tapi aku berbagi soal kakak rohani atas dasar pengalamanku dalam menjalani kehidupan rohani bersama kakak rohaniku. Perjalanan kami tidak mudah dan mulus karena ya aku dan kakak rohaniku itu berbeda denominasi. Kakak rohaniku dari Rock sementara aku bukan dari Rock dan gak paham konsep keluarga rohani, awalnya.
Hal-hal yang sudah menjadi dasar dan harus ada di hidupmu sebelum menjadi kakak rohani adalah: Kamu harus dewasa dalam iman, artinya kamu sudah hidup dalam kebenaran, gak hidup dalam dosa, dan tidak juga berkubang dalam lumpur dosa yang diam-diam kamu pelihara. Karena jika kamu masih hidup dalam dosa tapi kamu ngotot jadi kakak rohani, kamu akan jadi batu sandungan bagi anak-anak rohanimu, dan repotnya banyak orang lagi hidup di zona ini, jadi orang farisi atau jadi batu sandungan buat orang lain. khotbah.in orang hebat banget, tapi giliran ngelakuin buat diri sendiri gak dilakuin. Hal ini juga berakibat, perkataan kita tidak berkuasa/tidak disertai TUHAN ketika menegur seseorang, karena kita tidak melakukannya. Jadi kakak rohani itu juga sudah gak ngeribeti diri sendiri dan bisa meletakkan kepentingan diri sendiri dibawah kepentingan orang lain, ekstra sabar pol tapi tidak kompromi dengan dosa yang anak rohani kita lakukan. Lha gimana mau ngeribeti diri sendiri, ya kan... sebab jadi kakak rohani itu tugasnya adalah memperhatikan orang lain. Ekstra sabar pol karena kamu akan menghadapi anak rohani dengan berbagai latar belakang keluarga, latar belakang dosa, latar belakang luka yang berbeda-beda, dengan berbagai latar yang berbeda ini, mereka bisa memberimu ekspresi yang berbeda pula. Ada yang mungkin ketika kamu perdulikan dia malah bersyukur, berterima kasih, tambah manut, ada juga yang malah menganggap kamu pengganggu baginya dan meribetkan hidupnya, ada juga yang gak perduli sama kamu dan dia juga gak merasa perlu kamu perduli.in. ya itulah yang namanya membawa orang kepada kebenaran, banyak lika-likunya seperti yang dialami para rasul. Jadi beritakan injil. beritakan firmanNYA, tapi jangan harapkan apa-apa dari anak rohanimu. Jangan kecewa juga kalau kamu menerima perlakuan dari anak rohanimu yang menurutmu kurang pas atau kurang nyenengin gitu.
Bicara soal latar belakang, aku pengen banget share ke kalian, walau ini soal duniawi tapi bisa ngaruh juga ke kehidupan rohani kalian gitu. Ingatlah selalu, ini keluarga rohani, bukan kumpulan sosialita, jadi pahami juga bahwa keuangan tiap anak rohani kita biasanya juga beda-beda. Puji Tuhan kalau bisa dapat yang kondisi keuangannya hampir sama dan bisa menikmati fellowship dimana aja tanpa masalah, atau dapet anak rohani yang bisa saling meringankan, misalnya makan di tempat yang mahal dan mereka yang keuangannya tinggi bisa subsidi yang keuangannya rendah atau dibawah. Karena bisa jadi juga seseorang mundur dari keluarga rohani karena gak mampu mengikuti standar keuangannya. Jadi bijaksanalah menjadi kakak rohani, ini hal yang mulia tapi bukan tugas yang mudah.
Selain latar belakang yang harus dipahami, memahami tahapan pertumbuhan rohani seseorang juga merupakan hal yang penting, agar kakak rohani bisa bijaksana dalam mendampingi anak-anak rohaninya untuk saling berelasi dan menjadi sahabat dan saudara seiman yang baik. Pastikan untuk bisa menengahi anak rohani yang bertengkar atau anak-anak rohani yang sama-sama pertumbuhan rohaninya yang masih stagnant cenderung belum bertumbuh, biasanya mereka masih sulit mengalah, mudah kecewa, mudah emosi, mudah tersinggung, dan sebagainya, secara bijaksana. Jadi tidak membela yang satu dan menyalahkan yang lain. Ajari anak rohani yang pertumbuhan imannya lebih bertumbuh untuk perduli dengan yang lain, turut serta melayani adik rohaninya, dan bisa lebih bijaksana.
Terakhir dariku tentang kakak rohani atau orang tua rohani adalah, jangan pernah stampel bahwa dirimu sudah bijaksana, yang paling benar, tidak perlu teguran dari orang lain. Ingat, kita bukan malaikat dan bukan TUHAN. maulah untuk tetap dibimbing oleh orang tua rohani kita meski mungkin kita sendiri sudah menjadi kakak rohani atau orang tua rohani. Jadi sebaiknya kita pun tetap jadi anak rohani untuk orang tua rohani kita, sebab dengan punya orang tua rohani, artinya kita masih memiliki kerendahan hati untuk mau ditegur dan diarahkan, tidak merasa diri yang paling benar. dan jika orang tua rohani kita telah tiada, mungkin telah berpulang ke rumah BAPA, harapanku kalian sudah menjadi orang tua rohani yang dewasa yang sungguh memiliki kedekatan sendiri juga dengan TUHAN, sehingga TUHAN rasa kamu sudah bisa mandiri dalam relasi bersama TUHAN tanpa ada orang tua rohanimu disisimu secara jasmani.
Akhir kata, pertumbuhan rohani tiap orang itu adalah anugerah TUHAN, jadi jika mereka stagnant, tidak bertumbuh apa lagi gagal, itu adalah urusan mereka dengan TUHAN dan bukan kesalahanmu. Karena tugasmu adalah menanam firman TUHAN, dan menegur dan memelihara mereka dalam kedisiplinan, kasih, dan pengampunan, bukan memberikan pertumbuhan.
See U n GBU
0 komentar:
Posting Komentar