Telaga 3: Hidup Tanpa Penyesalan: Memilih Pasangan Hidup.
Merupakan
buku karya Paul Gunadi. Buku Tegur Sapa Gembala Keluarga ini dengan jumlah
halaman 127 lembar, dan bahasa yang cukup formal menjadi tantangan tersendiri
bagiku untuk menulis dan menyajikan review-nya dengan bahasa yang ringan dan
mudah dipahami kepada kalian. Jujur saja, aku lebih suka buku fiksi daripada
literasi. Jadi, aku sangat menghargai
kesungguhan kalian dalam menyelesaikan pembacaan rangkuman buku ini. Maafkan
jika masih terlalu panjang bagi kalian, sebab aku merasa banyak hal yang begitu
penting dijabarkan dalam buku ini, sehingga sulit bagiku untuk memilih mana
yang paling penting. Cover dari buku ini berbentuk soft cover glossy dan
kertasnya berjenis HVS, sehingga membuatku terkesan berat membacanya, karena
aku lebih suka soft cover doff dan bookpaper. Harga dari buku ini sekitar Rp
48.500,- (belum termasuk ongkos kirim, kamu bisa mendapatkannya di Bukalapak,
Shopee, Toped, dan online book store
lainnya.
Walau
aku kurang suka dengan bentuk bukunya, tapi aku menyukai isi dari buku ini.
Bagiku buku ini seperti materi bimbingan pra-nikah yang boleh diperoleh, tanpa
harus terlebih dulu mendaftarkan diri dalam pencatatan pernikahan di gereja.
Setelah aku membaca buku ini, aku menyadari bahwa pernikahan bukan hal yang
main-main dan harus dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat singkatnya, tapi
hendaknya pernikahan itu sungguh ditimbang, dipikirkan, dan dipersiapkan. Memang
akhirnya aku jadi heran dengan orang di sekelilingku, karena kota Nganjuk ini,
yang ku amati memiliki rentan usia pernikahan yang bisa dibilang muda, yaitu
20th-24th (ini bukan data BPS, tapi data pengamatan pribadiku :D). Jadi aku pun
bertanya dalam hati, apakah mereka memang sudah benar-benar mengerti serta
memahami arti dari sebuah pernikahan, sehingga bisa sedini itu memutuskan
menikah? I’don’t know. Tapi, buku ini berhasil memberiku relaksasi dan
ketenangan di usiaku yang menginjak 25 tahun. Membuat aku tertawa akan hari
esok, mengapa aku tertawa? Sebab aku tidak resah lagi karena belum menemukan
pasangan hidup, tapi aku menyadari bahwa menikah itu harus dipersiapkan dan aku
sedang melakukannya, agar pernikahanku berbahagia. Jadi, mulai sekarang, jangan
buru-buru menikah, tapi buru-burulah mempersiapkan batin dan kematangan diri
untuk pernikahan nantinya.
Walau
buku ini pada dasarnya diambil dari sudut pandang iman Kristen, tetapi aku
berusaha merangkumnya secara nasional, agar dapat dinikmati semua orang.
Terakhir, aku ingin memberitahukan bahwa semua rangkuman ini ku tulis karena
keinginanku sendiri, tidak ada sponsor dari penerbit atas rangkuman ini. Jika
kalian merasa rangkuman ini bermanfaat buat kalian dan orang-orang di sekitar
kalian, silahkan share link dari rangkuman tiap bab-nya. Thank You J
Dukung aku, Debora
Yolanda Andri Tresnawati, menjadi blogger lokal Nganjuk, untuk Nganjuk yang
lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar