Walau ini
sudah penghujung bulan Pebruari dan menuju bulan maret, tapi aku masih pengen
bahas tentang P-A-C-A-R-A-N. Karena bulan Pebruari ini aku kehujanan buku-buku
mengenai LSD, yang aku rasa perlu di share ke kalian semua J.
Hari ini kita ngomongin tentang pacaran yang benar. Mungkin dibenak kalian
berkata, ah... kayak gak pernah pacaran aja sampe gak ngerti pacaran yang
bener. Lalu tau nggak sih apa tujuan dari pacaran?
Kenyataannya, tujuan dari jadian
(pacran), gak sesepele yang dibilang Super Gelis. Kini aku cinta, kamu juga
cinta jadi ya sudahlah jadian saja. No...no...no... tujuan pacaran bukan cuman
untuk menyatukan dua cinta tapi lebih daripada itu. Artikel tentang pacaran
yang baik dan benar ini Debby tulis berdasarkan rangkuman Psikologi Seks
Pranikah dari Bapak Paul Gunadi. Dan jawab dari pertanyaan diatas bisa kalian
temukan lewat bacaan dibawah ini >>>
Pada masa kini, dunia pacaran bagi
kalangan muda telah diwarnai dengan seks bebas. Dimana seks bukan lagi disebut
sebagai tindakan yang salah melainkan pembuktian dari sebuah cinta kepada
kekasih. Bagi sebagian pemuda, dapat melakukan hubungan seks dengan banyak
wanita merupakan suatu kebanggan. Kenyataannya seks tidak dapat membuat
sepasang kekasih yang melakukannya semakin saling mencintai dan semakin saling
percaya. Pernah suatu kali Debby membaca sebuah tulisan yang diangkat dari
kisah nyata. seorang gadis berpacaran dengan seorang pemuda yang posesif.
Pemuda ini selalu cemburu tiap kali sang gadis memiliki teman kelompok seorang
peria. Gadis ini pun sangat marah dan bertanya, apa yang membuat pemuda ini
bisa berhenti dari rasa cemburunya yang tinggi. Pemuda itu menjawab bahwa sang
gadis harus memberikan kesuciannya dan pemuda itu akan percaya dan berhenti
dari rasa cemburunya yang tinggi. Setelah gadis ini memberikan kesuciannya,
pemuda itu tetap saja protektif, bahkan sering menuduhnya berselingkuh dengan
laki-laki lain. Hingga akhirnya gadis ini memutuskan untuk berpisah dengan sang
pemuda. Kisah ini telah membuktikan bahwa sex dalam hubungan pacaran adalah hal
yang salah dan tidak dapat membuat hubungan pacaran semakin saling percaya. Apa
pun alasannya, hubungan sex sebelum pemberkatan nikah adalah hal yang salah dan
berdosa, karena bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Tujuan dari berpacaran lebih dari
menyatukan dua hati yang saling suka. Tujuan pacaran adalah untuk memberikan
gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan pasangan kita dan memastikan
kecocokan dari sepasang kekasih tersebut. Pacaran adalah upaya saling
menyesuaikan diri dalam hal nilai hidup, pola pikir, dan gaya hidup. Untuk
bagian ini, Debby sering kali mendengar kisah dari banyak orang, dimana saat
pacaran seseorang bertingkah seakan anak orang kaya, kemana-mana bawanya roda
4. Suka bayarin pacar shopping dan pakai barang-barang branded. Begitu si cewek
sudah didapetin, kesuciannya sudah diambil, dan mau gak mau ceweknya harus
nikah sama itu cowok, baru deh ketahuan kalo si cowok cuman gaya doang. Selama
ini semua itu cuman palsu dan kulit belaka. <<< ini bener-bener
terjadi lho. Dalam buku psikologi seks pranikah yang ditulis bapak Paul Gunadi,
mengatakan bahwa hubungan seks pada masa pacaran membuat kita mengesampingkan
dan meremehkan ketidak cocokan. Hubungan seks pada masa pacaran membuat kita
kebal ketika dinasehati dan diberitahu ketidak serasian hubungan kita dengan
kekasih. Mata kita pun bisa menjadi buta dan tidak mampu melihat ketidakserasian
antara diri kita dengan kekasih. Padahal ketika kita mengabaikan ketidakcocokan
dalam hubungan, kita sedang membayar harga yang mahal untuk masa depan kita.
Sebab ketidakcocokan dalam hubungan dapat mengakibatkan perceraian pada
pernikahan. So, dari sekarang berhentilah untuk berpura-pura strong terhadap
tindakan kekasih yang sangat melukaimu, dengan harapan suatu saat dia akan
berubah karena kuatnya pengorbanan dan cintamu. Setiap manusia memiliki titik
jenuh, yang ditakutkan adalah bukan kamu semakin mencintainya tetapi justru
kamu semakin membencinya. Mencoba bertahan pada hubungan yang sebenarnya sudah
tidak kuat lagi untuk kamu jalani, sama halnya menyimpan bom waktu yang bisa
meledak kapan saja. Banyak juga orang-orang yang sudah menikah dan terjadi
konflik dalam pernikahannya, ketika konseling, mereka mengatakan belum
benar-benar cocok dengan pasangan, namun karena sudah melakukan seks pranikah,
akhirnya terpaksa menikah. Tuli dan buta akan kecocokan saat pacaran karena
seks mengakibatkan kehancuran dimasa depan.
Ketika kita mampu menguasai diri
kita untuk tidak melakukan tindakan seks pada masa pacaran, artinya kita
memiliki penguasaan diri yang kuat. Hal ini menimbulkan kekaguman dan respek
bagi pasangan kita. Jadi kalo mau dikagumi, tolong punya penguasaan diri yah,
hehehehehe. Sebab dosa seks tidak seperti dosa lain seperti mencuri, atau
berkelahi, dosa seks dapat sangat melukai pasangan kita, sebab seks adalah
bentuk keintiman yang sakral. Seks pada masa pacaran juga dapat membuat
pasangan kita mengalami krisis kepercayaan terhadap diri kita. Pasangan akan
merasa was-was dan terus curiga kalau-kalau kita melakukan perbuatan seks juga
dengan lawan jenis lainnya.
Tindakan
seks pada masa pacaran dapat mengakibatkan kehamilan, sebab seks diberikan
Tuhan kepada manusia dengan tujuan agar dapat beranak cucu, bukan hanya
kepuasan belaka. Onan, anak Yehuda, cucu Istrael (Yakub), dibinasakan oleh
Tuhan, karena dia tidak mau membangkitkan keturunan bagi Kakaknya, dan
menganggap hubungan seks antara dia dan iparnya sebagai pemuas nafsu belaka.
Jadi, jika tidak memiliki tujuan untuk membangkitkan keturunan (beranak cucu),
jangan lakukan tindakan seks. Pernikahan
yang didahului oleh kehamilan berisiko tinggi mengalami perceraian. Karena
tidak ada kesiapan menikah pada saat itu. Jika pun tidak cerai, pernikahan
rawan dirundung masalah. Sebab tujuan pacaran untuk mencari kecocokan belum
tercapai tetapi harus sudah diakhiri karena terjadinya kehamilan.
Lalu, kalo kita sudah baca panjang
lebar mengenai resiko-resiko dari tindakan seks pranikah, gimana sih pacaran
yang benar itu? Pacaran yang benar itu pacaran yang menjaga kesucian. Nah cara
menjaga kesucian itu gimana? <<< seperti ini kan pertanyaan dibenakmu?
Oke let’s go kita belajar...
1. sirami
hati dengan firman Tuhan, artinya kita harus semakin bertekun didalam Tuhan
dengan rajin berdoa, rajin membaca firman. Supaya kita terus sadar Allah,
supaya kita terus memiliki pikiran yang sesuai kehendak Allah.
2.
Pertahankan batas-batas pacaran, jangan memulai sentuhan fisik terlalu dekat,
sering, dan cepat. Usahakan ada ruang public. Menurut ilmu psikologi, orang
yang memiliki hubungan yang sangat dekat melakukan komunikasi dengan kontak
fisik hingga 0 cm dari jarak tubuhnya. Ruang public adalah 50 cm dari jarak
tubuh kita. Jadi lakukan komunikasi dengan batas sesuai ruang public. Hindari
ciuman dibibir, sebisa mungkin berhentilah pada ciuman di pipi. Sentuhan pada
anggota tubuh selain tangan, misalnya pinggul, dada, harus dihindarkan. Hindari
pelukan muka dengan muka batasi pada pelukan dari samping, contoh tangan kanan
memeluk bahu dari samping. Tapi semua itu tergantung diri masing-masing,
semisal berpelukan samping pun membuat kamu kehilangan penguasaan diri, maka
jangan lakukan lagi.
3.Sedari
awal pacaran, tentukan batas-batas sentuhan fisik. Jika dia memang pasangan
yang baik, dia akan setuju batasan tersebut demi kebaikan hubungan kalian.
Namun jika dia marah dan menganggap kamu tidak menyayangi dia dengan adanya
batasan tersebut, sebaiknya tinggalkan kekasih kamu itu, sebab sudah tampak
sekali tujuannya yang tidak baik terhadap kamu.
4.Hindari
berduaan ditempat sepi alias mojok, baik itu dirumah dan dimana saja. Sebab
nenek bilang itu berbahaya. Dan tentu nenek tidak seenaknya dan sembarangan
bilang. << please ini serius ya, bukan bercandaan. Hehhehe. Gini lho,
ketika kamu dan doi berduaan saja, kalian merasa kalo melakukan apa pun pasti
tidak ada yang tahu, artinya kalian sedang melakukan sesuatu dengan
sembunyi-sembunyi. Nah ingatkah kamu, saat Adam dan Hawa melakukan dosa? Mereka
bersembunyi dan tidak berani menemui Allah. Kesimpulannya apa pun yang
dilakukan secara tersembunyi adalah d-o-s-a.
5.Miliki
kakak rohani, supaya kakak rohani dapat terus mengingatkan kalian dalam
berpacaran, dan kamu harus bisa jujur sama kakak rohanimu tentang bagaimana
kalian bertindak dalam hubungan kalian, supaya kakak rohanimu dapat ikut
menjaga dirimu.
6.
Teruslah berjuang untuk berpacaran yang baik dan benar.
Okey,
itulah tips buat kalian berdasarkan iman Kristen dan Psikologi pranikah. Mohon
maaf kalo kepanjangan dan sampai ketemu di tulisan selanjutnya... dada.....
0 komentar:
Posting Komentar