Selasa, 27 Februari 2018

GIMANA SIH PACARAN YANG BAIK DAN BENAR?


       Walau ini sudah penghujung bulan Pebruari dan menuju bulan maret, tapi aku masih pengen bahas tentang P-A-C-A-R-A-N. Karena bulan Pebruari ini aku kehujanan buku-buku mengenai LSD, yang aku rasa perlu di share ke kalian semua J. Hari ini kita ngomongin tentang pacaran yang benar. Mungkin dibenak kalian berkata, ah... kayak gak pernah pacaran aja sampe gak ngerti pacaran yang bener. Lalu tau nggak sih apa tujuan dari pacaran?

            Kenyataannya, tujuan dari jadian (pacran), gak sesepele yang dibilang Super Gelis. Kini aku cinta, kamu juga cinta jadi ya sudahlah jadian saja. No...no...no... tujuan pacaran bukan cuman untuk menyatukan dua cinta tapi lebih daripada itu. Artikel tentang pacaran yang baik dan benar ini Debby tulis berdasarkan rangkuman Psikologi Seks Pranikah dari Bapak Paul Gunadi. Dan jawab dari pertanyaan diatas bisa kalian temukan lewat bacaan dibawah ini >>>

            Pada masa kini, dunia pacaran bagi kalangan muda telah diwarnai dengan seks bebas. Dimana seks bukan lagi disebut sebagai tindakan yang salah melainkan pembuktian dari sebuah cinta kepada kekasih. Bagi sebagian pemuda, dapat melakukan hubungan seks dengan banyak wanita merupakan suatu kebanggan. Kenyataannya seks tidak dapat membuat sepasang kekasih yang melakukannya semakin saling mencintai dan semakin saling percaya. Pernah suatu kali Debby membaca sebuah tulisan yang diangkat dari kisah nyata. seorang gadis berpacaran dengan seorang pemuda yang posesif. Pemuda ini selalu cemburu tiap kali sang gadis memiliki teman kelompok seorang peria. Gadis ini pun sangat marah dan bertanya, apa yang membuat pemuda ini bisa berhenti dari rasa cemburunya yang tinggi. Pemuda itu menjawab bahwa sang gadis harus memberikan kesuciannya dan pemuda itu akan percaya dan berhenti dari rasa cemburunya yang tinggi. Setelah gadis ini memberikan kesuciannya, pemuda itu tetap saja protektif, bahkan sering menuduhnya berselingkuh dengan laki-laki lain. Hingga akhirnya gadis ini memutuskan untuk berpisah dengan sang pemuda. Kisah ini telah membuktikan bahwa sex dalam hubungan pacaran adalah hal yang salah dan tidak dapat membuat hubungan pacaran semakin saling percaya. Apa pun alasannya, hubungan sex sebelum pemberkatan nikah adalah hal yang salah dan berdosa, karena bertentangan dengan kehendak Tuhan.

            Tujuan dari berpacaran lebih dari menyatukan dua hati yang saling suka. Tujuan pacaran adalah untuk memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan pasangan kita dan memastikan kecocokan dari sepasang kekasih tersebut. Pacaran adalah upaya saling menyesuaikan diri dalam hal nilai hidup, pola pikir, dan gaya hidup. Untuk bagian ini, Debby sering kali mendengar kisah dari banyak orang, dimana saat pacaran seseorang bertingkah seakan anak orang kaya, kemana-mana bawanya roda 4. Suka bayarin pacar shopping dan pakai barang-barang branded. Begitu si cewek sudah didapetin, kesuciannya sudah diambil, dan mau gak mau ceweknya harus nikah sama itu cowok, baru deh ketahuan kalo si cowok cuman gaya doang. Selama ini semua itu cuman palsu dan kulit belaka. <<< ini bener-bener terjadi lho. Dalam buku psikologi seks pranikah yang ditulis bapak Paul Gunadi, mengatakan bahwa hubungan seks pada masa pacaran membuat kita mengesampingkan dan meremehkan ketidak cocokan. Hubungan seks pada masa pacaran membuat kita kebal ketika dinasehati dan diberitahu ketidak serasian hubungan kita dengan kekasih. Mata kita pun bisa menjadi buta dan tidak mampu melihat ketidakserasian antara diri kita dengan kekasih. Padahal ketika kita mengabaikan ketidakcocokan dalam hubungan, kita sedang membayar harga yang mahal untuk masa depan kita. Sebab ketidakcocokan dalam hubungan dapat mengakibatkan perceraian pada pernikahan. So, dari sekarang berhentilah untuk berpura-pura strong terhadap tindakan kekasih yang sangat melukaimu, dengan harapan suatu saat dia akan berubah karena kuatnya pengorbanan dan cintamu. Setiap manusia memiliki titik jenuh, yang ditakutkan adalah bukan kamu semakin mencintainya tetapi justru kamu semakin membencinya. Mencoba bertahan pada hubungan yang sebenarnya sudah tidak kuat lagi untuk kamu jalani, sama halnya menyimpan bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Banyak juga orang-orang yang sudah menikah dan terjadi konflik dalam pernikahannya, ketika konseling, mereka mengatakan belum benar-benar cocok dengan pasangan, namun karena sudah melakukan seks pranikah, akhirnya terpaksa menikah. Tuli dan buta akan kecocokan saat pacaran karena seks mengakibatkan kehancuran dimasa depan.

            Ketika kita mampu menguasai diri kita untuk tidak melakukan tindakan seks pada masa pacaran, artinya kita memiliki penguasaan diri yang kuat. Hal ini menimbulkan kekaguman dan respek bagi pasangan kita. Jadi kalo mau dikagumi, tolong punya penguasaan diri yah, hehehehehe. Sebab dosa seks tidak seperti dosa lain seperti mencuri, atau berkelahi, dosa seks dapat sangat melukai pasangan kita, sebab seks adalah bentuk keintiman yang sakral. Seks pada masa pacaran juga dapat membuat pasangan kita mengalami krisis kepercayaan terhadap diri kita. Pasangan akan merasa was-was dan terus curiga kalau-kalau kita melakukan perbuatan seks juga dengan lawan jenis lainnya.

              Tindakan seks pada masa pacaran dapat mengakibatkan kehamilan, sebab seks diberikan Tuhan kepada manusia dengan tujuan agar dapat beranak cucu, bukan hanya kepuasan belaka. Onan, anak Yehuda, cucu Istrael (Yakub), dibinasakan oleh Tuhan, karena dia tidak mau membangkitkan keturunan bagi Kakaknya, dan menganggap hubungan seks antara dia dan iparnya sebagai pemuas nafsu belaka. Jadi, jika tidak memiliki tujuan untuk membangkitkan keturunan (beranak cucu), jangan lakukan tindakan seks.  Pernikahan yang didahului oleh kehamilan berisiko tinggi mengalami perceraian. Karena tidak ada kesiapan menikah pada saat itu. Jika pun tidak cerai, pernikahan rawan dirundung masalah. Sebab tujuan pacaran untuk mencari kecocokan belum tercapai tetapi harus sudah diakhiri karena terjadinya kehamilan.

            Lalu, kalo kita sudah baca panjang lebar mengenai resiko-resiko dari tindakan seks pranikah, gimana sih pacaran yang benar itu? Pacaran yang benar itu pacaran yang menjaga kesucian. Nah cara menjaga kesucian itu gimana? <<< seperti ini kan pertanyaan dibenakmu? Oke let’s go kita belajar...

1. sirami hati dengan firman Tuhan, artinya kita harus semakin bertekun didalam Tuhan dengan rajin berdoa, rajin membaca firman. Supaya kita terus sadar Allah, supaya kita terus memiliki pikiran yang sesuai kehendak Allah.

2. Pertahankan batas-batas pacaran, jangan memulai sentuhan fisik terlalu dekat, sering, dan cepat. Usahakan ada ruang public. Menurut ilmu psikologi, orang yang memiliki hubungan yang sangat dekat melakukan komunikasi dengan kontak fisik hingga 0 cm dari jarak tubuhnya. Ruang public adalah 50 cm dari jarak tubuh kita. Jadi lakukan komunikasi dengan batas sesuai ruang public. Hindari ciuman dibibir, sebisa mungkin berhentilah pada ciuman di pipi. Sentuhan pada anggota tubuh selain tangan, misalnya pinggul, dada, harus dihindarkan. Hindari pelukan muka dengan muka batasi pada pelukan dari samping, contoh tangan kanan memeluk bahu dari samping. Tapi semua itu tergantung diri masing-masing, semisal berpelukan samping pun membuat kamu kehilangan penguasaan diri, maka jangan lakukan lagi.

3.Sedari awal pacaran, tentukan batas-batas sentuhan fisik. Jika dia memang pasangan yang baik, dia akan setuju batasan tersebut demi kebaikan hubungan kalian. Namun jika dia marah dan menganggap kamu tidak menyayangi dia dengan adanya batasan tersebut, sebaiknya tinggalkan kekasih kamu itu, sebab sudah tampak sekali tujuannya yang tidak baik terhadap kamu.

4.Hindari berduaan ditempat sepi alias mojok, baik itu dirumah dan dimana saja. Sebab nenek bilang itu berbahaya. Dan tentu nenek tidak seenaknya dan sembarangan bilang. << please ini serius ya, bukan bercandaan. Hehhehe. Gini lho, ketika kamu dan doi berduaan saja, kalian merasa kalo melakukan apa pun pasti tidak ada yang tahu, artinya kalian sedang melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi. Nah ingatkah kamu, saat Adam dan Hawa melakukan dosa? Mereka bersembunyi dan tidak berani menemui Allah. Kesimpulannya apa pun yang dilakukan secara tersembunyi adalah d-o-s-a.

5.Miliki kakak rohani, supaya kakak rohani dapat terus mengingatkan kalian dalam berpacaran, dan kamu harus bisa jujur sama kakak rohanimu tentang bagaimana kalian bertindak dalam hubungan kalian, supaya kakak rohanimu dapat ikut menjaga dirimu.

6. Teruslah berjuang untuk berpacaran yang baik dan benar.


Okey, itulah tips buat kalian berdasarkan iman Kristen dan Psikologi pranikah. Mohon maaf kalo kepanjangan dan sampai ketemu di tulisan selanjutnya... dada.....

0 komentar:

Posting Komentar