“haruskah pacaran? Apa jomblo
itu buruk?”
Pacaran, ya, aku yakin itu adalah kata
yang sudah akrab bagi kalangan muda mudi. Dan bahkan, kalo kalian belom atau
gak punya pacar, seperti ada bisikan gaib (wkwkwkwk) yang bilang “hari gini gak punya pacar?” So, gak
heran ada istilah-istilah baru yang muncul di dunia milenium ini. Ex: Pacar
pura-pura, ini masih mending sih daripada pacar kontrak (emang rumah pake
kontrak). Ada juga istilah, status palsu (kayak nyanyian Vidi Aldiano, terpaksa
aku, mencintai dirimu hanya untuk status palsu.....1/2 hati kujalani cinta,
karena aku tak suka denganmu...). lho...3x kayanya nih, pacaran itu trend yah,
bukan lagi mentingin relasinya, tapi seperti usaha menyelamatkan diri dari
cemo’ohan karena jomblo. Padahal tau gak sih kalian, kalo pacaran itu adalah
relasi yang jika dibuat mainan dan sembarangan, akan menimbulkan sakit hati dan
yang lebih parah bisa merusak masa depan. Nah, bahaya kan? Kok masih aja dibuat
mainan kalo bahaya?
Kenyataannya, pacaran itu menyangkut
masa depan. Why? Kalo kalian pacaran sama si doi, tentu ada seberkas harapan,
bahwa kalian dan dia akan menyatu di masa yang akan datang. Lha kalo kalian aja
masih ragu bakal berdampingan di masa depan sama si doi, masih ada hati di
laki-laki lain ato cewe lain, kenapa mesti maksa pacaran sama si doi? Kamu mau
bilang cinta bisa tumbuh kayak pribahasa “wiwiting tresno jalaran soko kulino”?
ato mau kayak sinetron yang bilang “ajari aku melupakan dia dan mencintaimu?” well...well...wel... but the real is so
difficult. Ini dunia nyata sist, bro, jeng, jangan memaksa diri dengan
menjadikan orang lain sebagai pelarian dan berharap suatu saat kalian akan
jatuh hati beneran sama si doi. Tegaslah dalam dirimu, jika tidak cinta katakan
tidak. Pacaran itu adalah suatu proses dimana kalian akan mengasihi orang lain
dan belajar tidak egois pada dirimu sendiri. Dalam firman umat Kristiani ada
tertulis “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” dan seseorang yang
telah ku anggap seperti ayahku berkata “bagaimana kamu bisa mengasihi orang
lain kalo kamu belom mengasihi dirimu sendiri” <<< mengasihi dirimu
sendiri itu, tidak sama dengan egois lho, mengasihi diri adalah mampu
menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, dan memiliki hidup yang
memuliakan dan menghargai tiap pemberian Tuhan. <<< Nah, dari sini
kita tahu, artinya diri ini harus baik dan pulih duli. Diri ini harus benar
dulu, baru kita bisa mengasihi orang lain. Nah kalo gitu, diri yang baik,
benar, dan pulih itu seperti apa sih? Berikut aku rangkum SEMINAR LOVE SEX AND
DATING by Pdt. Caleb Hover Bintoro, GTA Elia Rock Jogjakata. Hopefully,
rangkuman ini bisa kasih pencerahan buat kita, tentang pacaran. Dan kalo
kepanjangan, aku akan bagi jadi dua artikel. Selamat membaca J
Sebelum kita menginjakkan diri pada
ranah pacaran atau sering disebut juga dengan pra-nikah, kita harus beres/pulih
dulu dengan diri sendiri. Kita harus dapat menjawab pertanyaan ini “who, am
i?”, siapakah kita?. Kita adalah manusia makhluk ciptaan Allah yang paling
mulia. Dalam Kejadian 1:26 dikatakan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah
/ peta dan teladan Allah. Maka kita sebagai manusia harus bisa menghargai diri
sebagai gambar dan rupa Allah, jika kita membuang diri dengan menganggap diri
rendah tidak berguna dan tidak berharga, merasa pantas dijadikan bahan cemo’oh
(minder), artinya kita sedang tidak menghargai diri kita sebagai gambar dan
rupa Allah. Ketika kita mampu menghargai diri sebagai gambar dan rupa Allah,
maka orang lain akan menghargai kita. Perlu kita tahu bahwa pekerjaan utama
iblis didalam hidupnya adalah merendahkan harkat dan martabat manusia sebagai
gambar dan rupa Allah, membuat manusia menjadi makhluk yang rendah dan
menjijikkan. <<< hal ini sangat mendukakan hati Allah karena manusia
adalah gambar dan rupa-Nya. Nah bagaimana cara supaya kita paham / dapat
melihat diri kita sebagai gambar dan rupa Allah? Kita tentu tahu bahwa Tuhan
menciptakan manusia dengan memberikan mata pada manusia. Mata ada indra yang tidak dapat memegang diri
sendiri dan melihat diri sendiri tanpa bantuan cermin, nah maka kita akan dapat
mengenal siapa kita, melalui pengenalan akan Tuhan. Why? Karena Allah adalah
cermin bagi diri kita. Ketika kita mengenal Allah, kita akan semakin mengenal
diri sendiri. Citra diri kita akan pulih ketika kita mengenal Allah, dan kita
akan semakin menghargai hal-hal kecil yang terjadi dalam diri kita karena
kebaikan Allah. Kita perlu tahu bahwa manusia diciptakan Allah dengan tugas
untuk menakhlukkan, berkuasa atas bumi dan segala isinya, berbuah, bersukacita,
berbahagia dan memberitakan kabar baik. Manusia diciptakan Allah untuk
berelasi. Ada empat pilar berelasi yaitu 1. Relasi dengan Allah, 2. Relasi
dengan diri sendiri 3. Relasi dengan sesama manusia, 4. Relasi dengan alam.
Empat pilar relasi ini harus seimbang supaya kita tidak menimbulkan konflik
dimana pun terutama konflik dengan Love, Sex, n Dating, sebab pacaran berbicara
tentang relasi. Ketika manusia tidak memiliki relasi yang baik dengan Allah
maka dia akan menimbulkan banyak pertentangan pada relasi dengan diri sendiri,
sesama manusia, dan alam. Maka tidak heran jika ada seseorang yang sering
berulah atau membuat konflik dengan siapa saja dan dimana saja. Didalam Kristus,
manusia menemukan keutuhan dalam dirinya. << hal ini juga menepis
anggapan masyarakat bahwa ada yang kurang jika kita belom berpasangan.
Didalam kristen, manusia, baik menikah maupun tidak menikah tetap utuh tidak
ada yang kurang asal hidup didalam Kristus. Justru manusia akan kurang, jika
tidak hidup didalam Kristus, karena, ia tidak memiliki penebus. Kita harus utuh didalam Kristus baru mencari pasangan,
sebab jika kita tidak utuh terlebih dahulu, kita akan membuat konflik didalam
berelasi dengan pasangan. Sebab keutuhan dalam diri kita hanya dapat di isi
oleh Allah dan bukan pasangan. Jadi jika ada manusia menikah, itu adalah
kehendak Allah dan bukan untuk utuh (memenuhi kekosongan hati). Lalu apa
menikah adalah keharusan? Dalam 1 Korintus 7:38 dinyatakan bahwa menikah itu
baik, dan tidak menikah itu baik. Jika seseorang makin serupa dengan Allah
dengan ia tidak menikah maka baik jika ia tidak menikah. Tetapi jika ia makin
serupa dengan Allah ketika ia menikah maka baiklah ia menikah.
Jadi
bro, sista, nona, aa, eneng, semua, jangan takut lagi sama status Jomblo
<< sebab ini, yang sebaiknya dipilih, ketika kalian memang belum siap
untuk menjalin relasi pra nikah alias pacaran!!! :D Asal kalian didalam Kristus
kalian utuh dan kalian tetap dapat meraih kebahagian meskipun jomblo – lajang.
Okey?
Untuk
artikel lanjutan kalian bisa baca disini.
0 komentar:
Posting Komentar