Patah
hati merupakan reaksi dari putusnya relasi cinta. Biasanya berbentuk murung,
tidak semangat menjalani hidup, kehilangan arah hidup, khawatir akan masa depan
dan frustasi. Sewaktu kita mencintai, orang tersebut masuk menjadi bagian dari
diri kita, menjadi bahan pemikiran kita setiap hari. Kita berbagi aktivitas
dengan dia, memikirkan masa depan bersamanya. Meski secara fisik kita belum
menikah, namun secara emosional kita telah melebur menjadi satu dengan dia.
Putus cinta adalah ketika orang yang kita kasihi itu ditarik secara paksa untuk
keluar dari hati kita, jadi membuat hati seperti tercabik dan robek. Seperti
ada darah dan lubang di hati kita. Lubang yang kosong ini menimbulkan rasa
kosong dan hampa, dan hari lepas hari, kita harus menjalaninya. Semua ini akan
sembuh, seiring berjalannya waktu, jika tak ada komplikasi, seperti bunuh diri,
mengurung diri, ingin membunuh mantan, dan lain-lain.
Sakit
hati membuat orang berkubang dalam depresi berkepanjangan. Supaya tidak
komplikasi, kita perlu menempatkan patah hati pada kerangka pimpinan TUHAN.
Pertama, pahami bahwa TUHAN sedang memimpin kita. Terimalah semua ini sebagai
bagian dari pimpinan Tuhan atas hidup kita yang tidak kita mengerti. Kedua,
Tuhan sedang ingin memperlihatkan sesuatu kepada kita. Patah hati memang
sesuatu yang tidak dapat dihindarkan. Orang yang mencintai, harus siap terluka.
Ada orang menghibur diri dengan berkata, Tuhan akan memberikan ganti dengan
orang yang lebih baik dalam waktu dekat. Hal ini belum tentu, obat penawar dari
patah hati adalah Roma 8:28. Kita harus ingat bahwa Tuhan sedang bekerja
melalui peristiwa ini untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Dengan bersandar
kepada Tuhan, iman kita akan bertumbuh. Sebab, iman bertumbuh ditengah-tengah
ketidakjelasan.
0 komentar:
Posting Komentar