Selasa, 27 Februari 2018

GIMANA SIH PACARAN YANG BAIK DAN BENAR?


       Walau ini sudah penghujung bulan Pebruari dan menuju bulan maret, tapi aku masih pengen bahas tentang P-A-C-A-R-A-N. Karena bulan Pebruari ini aku kehujanan buku-buku mengenai LSD, yang aku rasa perlu di share ke kalian semua J. Hari ini kita ngomongin tentang pacaran yang benar. Mungkin dibenak kalian berkata, ah... kayak gak pernah pacaran aja sampe gak ngerti pacaran yang bener. Lalu tau nggak sih apa tujuan dari pacaran?

            Kenyataannya, tujuan dari jadian (pacran), gak sesepele yang dibilang Super Gelis. Kini aku cinta, kamu juga cinta jadi ya sudahlah jadian saja. No...no...no... tujuan pacaran bukan cuman untuk menyatukan dua cinta tapi lebih daripada itu. Artikel tentang pacaran yang baik dan benar ini Debby tulis berdasarkan rangkuman Psikologi Seks Pranikah dari Bapak Paul Gunadi. Dan jawab dari pertanyaan diatas bisa kalian temukan lewat bacaan dibawah ini >>>

            Pada masa kini, dunia pacaran bagi kalangan muda telah diwarnai dengan seks bebas. Dimana seks bukan lagi disebut sebagai tindakan yang salah melainkan pembuktian dari sebuah cinta kepada kekasih. Bagi sebagian pemuda, dapat melakukan hubungan seks dengan banyak wanita merupakan suatu kebanggan. Kenyataannya seks tidak dapat membuat sepasang kekasih yang melakukannya semakin saling mencintai dan semakin saling percaya. Pernah suatu kali Debby membaca sebuah tulisan yang diangkat dari kisah nyata. seorang gadis berpacaran dengan seorang pemuda yang posesif. Pemuda ini selalu cemburu tiap kali sang gadis memiliki teman kelompok seorang peria. Gadis ini pun sangat marah dan bertanya, apa yang membuat pemuda ini bisa berhenti dari rasa cemburunya yang tinggi. Pemuda itu menjawab bahwa sang gadis harus memberikan kesuciannya dan pemuda itu akan percaya dan berhenti dari rasa cemburunya yang tinggi. Setelah gadis ini memberikan kesuciannya, pemuda itu tetap saja protektif, bahkan sering menuduhnya berselingkuh dengan laki-laki lain. Hingga akhirnya gadis ini memutuskan untuk berpisah dengan sang pemuda. Kisah ini telah membuktikan bahwa sex dalam hubungan pacaran adalah hal yang salah dan tidak dapat membuat hubungan pacaran semakin saling percaya. Apa pun alasannya, hubungan sex sebelum pemberkatan nikah adalah hal yang salah dan berdosa, karena bertentangan dengan kehendak Tuhan.

            Tujuan dari berpacaran lebih dari menyatukan dua hati yang saling suka. Tujuan pacaran adalah untuk memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan pasangan kita dan memastikan kecocokan dari sepasang kekasih tersebut. Pacaran adalah upaya saling menyesuaikan diri dalam hal nilai hidup, pola pikir, dan gaya hidup. Untuk bagian ini, Debby sering kali mendengar kisah dari banyak orang, dimana saat pacaran seseorang bertingkah seakan anak orang kaya, kemana-mana bawanya roda 4. Suka bayarin pacar shopping dan pakai barang-barang branded. Begitu si cewek sudah didapetin, kesuciannya sudah diambil, dan mau gak mau ceweknya harus nikah sama itu cowok, baru deh ketahuan kalo si cowok cuman gaya doang. Selama ini semua itu cuman palsu dan kulit belaka. <<< ini bener-bener terjadi lho. Dalam buku psikologi seks pranikah yang ditulis bapak Paul Gunadi, mengatakan bahwa hubungan seks pada masa pacaran membuat kita mengesampingkan dan meremehkan ketidak cocokan. Hubungan seks pada masa pacaran membuat kita kebal ketika dinasehati dan diberitahu ketidak serasian hubungan kita dengan kekasih. Mata kita pun bisa menjadi buta dan tidak mampu melihat ketidakserasian antara diri kita dengan kekasih. Padahal ketika kita mengabaikan ketidakcocokan dalam hubungan, kita sedang membayar harga yang mahal untuk masa depan kita. Sebab ketidakcocokan dalam hubungan dapat mengakibatkan perceraian pada pernikahan. So, dari sekarang berhentilah untuk berpura-pura strong terhadap tindakan kekasih yang sangat melukaimu, dengan harapan suatu saat dia akan berubah karena kuatnya pengorbanan dan cintamu. Setiap manusia memiliki titik jenuh, yang ditakutkan adalah bukan kamu semakin mencintainya tetapi justru kamu semakin membencinya. Mencoba bertahan pada hubungan yang sebenarnya sudah tidak kuat lagi untuk kamu jalani, sama halnya menyimpan bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Banyak juga orang-orang yang sudah menikah dan terjadi konflik dalam pernikahannya, ketika konseling, mereka mengatakan belum benar-benar cocok dengan pasangan, namun karena sudah melakukan seks pranikah, akhirnya terpaksa menikah. Tuli dan buta akan kecocokan saat pacaran karena seks mengakibatkan kehancuran dimasa depan.

            Ketika kita mampu menguasai diri kita untuk tidak melakukan tindakan seks pada masa pacaran, artinya kita memiliki penguasaan diri yang kuat. Hal ini menimbulkan kekaguman dan respek bagi pasangan kita. Jadi kalo mau dikagumi, tolong punya penguasaan diri yah, hehehehehe. Sebab dosa seks tidak seperti dosa lain seperti mencuri, atau berkelahi, dosa seks dapat sangat melukai pasangan kita, sebab seks adalah bentuk keintiman yang sakral. Seks pada masa pacaran juga dapat membuat pasangan kita mengalami krisis kepercayaan terhadap diri kita. Pasangan akan merasa was-was dan terus curiga kalau-kalau kita melakukan perbuatan seks juga dengan lawan jenis lainnya.

              Tindakan seks pada masa pacaran dapat mengakibatkan kehamilan, sebab seks diberikan Tuhan kepada manusia dengan tujuan agar dapat beranak cucu, bukan hanya kepuasan belaka. Onan, anak Yehuda, cucu Istrael (Yakub), dibinasakan oleh Tuhan, karena dia tidak mau membangkitkan keturunan bagi Kakaknya, dan menganggap hubungan seks antara dia dan iparnya sebagai pemuas nafsu belaka. Jadi, jika tidak memiliki tujuan untuk membangkitkan keturunan (beranak cucu), jangan lakukan tindakan seks.  Pernikahan yang didahului oleh kehamilan berisiko tinggi mengalami perceraian. Karena tidak ada kesiapan menikah pada saat itu. Jika pun tidak cerai, pernikahan rawan dirundung masalah. Sebab tujuan pacaran untuk mencari kecocokan belum tercapai tetapi harus sudah diakhiri karena terjadinya kehamilan.

            Lalu, kalo kita sudah baca panjang lebar mengenai resiko-resiko dari tindakan seks pranikah, gimana sih pacaran yang benar itu? Pacaran yang benar itu pacaran yang menjaga kesucian. Nah cara menjaga kesucian itu gimana? <<< seperti ini kan pertanyaan dibenakmu? Oke let’s go kita belajar...

1. sirami hati dengan firman Tuhan, artinya kita harus semakin bertekun didalam Tuhan dengan rajin berdoa, rajin membaca firman. Supaya kita terus sadar Allah, supaya kita terus memiliki pikiran yang sesuai kehendak Allah.

2. Pertahankan batas-batas pacaran, jangan memulai sentuhan fisik terlalu dekat, sering, dan cepat. Usahakan ada ruang public. Menurut ilmu psikologi, orang yang memiliki hubungan yang sangat dekat melakukan komunikasi dengan kontak fisik hingga 0 cm dari jarak tubuhnya. Ruang public adalah 50 cm dari jarak tubuh kita. Jadi lakukan komunikasi dengan batas sesuai ruang public. Hindari ciuman dibibir, sebisa mungkin berhentilah pada ciuman di pipi. Sentuhan pada anggota tubuh selain tangan, misalnya pinggul, dada, harus dihindarkan. Hindari pelukan muka dengan muka batasi pada pelukan dari samping, contoh tangan kanan memeluk bahu dari samping. Tapi semua itu tergantung diri masing-masing, semisal berpelukan samping pun membuat kamu kehilangan penguasaan diri, maka jangan lakukan lagi.

3.Sedari awal pacaran, tentukan batas-batas sentuhan fisik. Jika dia memang pasangan yang baik, dia akan setuju batasan tersebut demi kebaikan hubungan kalian. Namun jika dia marah dan menganggap kamu tidak menyayangi dia dengan adanya batasan tersebut, sebaiknya tinggalkan kekasih kamu itu, sebab sudah tampak sekali tujuannya yang tidak baik terhadap kamu.

4.Hindari berduaan ditempat sepi alias mojok, baik itu dirumah dan dimana saja. Sebab nenek bilang itu berbahaya. Dan tentu nenek tidak seenaknya dan sembarangan bilang. << please ini serius ya, bukan bercandaan. Hehhehe. Gini lho, ketika kamu dan doi berduaan saja, kalian merasa kalo melakukan apa pun pasti tidak ada yang tahu, artinya kalian sedang melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi. Nah ingatkah kamu, saat Adam dan Hawa melakukan dosa? Mereka bersembunyi dan tidak berani menemui Allah. Kesimpulannya apa pun yang dilakukan secara tersembunyi adalah d-o-s-a.

5.Miliki kakak rohani, supaya kakak rohani dapat terus mengingatkan kalian dalam berpacaran, dan kamu harus bisa jujur sama kakak rohanimu tentang bagaimana kalian bertindak dalam hubungan kalian, supaya kakak rohanimu dapat ikut menjaga dirimu.

6. Teruslah berjuang untuk berpacaran yang baik dan benar.


Okey, itulah tips buat kalian berdasarkan iman Kristen dan Psikologi pranikah. Mohon maaf kalo kepanjangan dan sampai ketemu di tulisan selanjutnya... dada.....

Senin, 26 Februari 2018

PACARAN, JOMBLO, LOVE, SEX, AND DATING Bagian 2

Halo... guy’s, kalo kalian sudah baca artikel LSD bagian 1 tentang hal-hal yang harus dipenuhi sebelum kita melangkah keranah pacaran, maka aku akan lanjutkan rangkuman LSD bagian 2. Pada LSD bagian 2 ini kita akan bahas tentang DASAR DARI PERNIKAHAN. Tapi bagi kalian yang belom baca LSD bagian 1, kalian bisa baca disini. Dasar pernikahan sebagai berikut:


1.Kehendak Allah

Di bagian1, kita sudah sedikit singgung bahwa dasar dari menikah itu adalah kehendak Allah, bukan untuk menjadi manusia yang utuh. Ide pernikahan umat manusia muncul dari Allah. Dalam kitab Kejadian 2:18 dikatakan bahwa Allah berfirman tidak baik, jika manusia itu seorang diri saja, dan Allah menjadikan seorang penolong yang sepadan bagi dia <<< disini harus dipahami, bahwa yang merasa tidak baik jika manusia seorang diri adalah Allah, dan bukan manusia sendiri yang merasa tidak baik seorang diri. Disinilah timbul ide pernikahan dalam iman kristiani. Maka jika kita menikah, pernikahan tersebut harus didasari oleh kehendak Allah (di restui Allah). Jika kita membaca mundur pada Kejadian 2:15 dikatakan bahwa Allah menempatkan manusia di taman Eden supaya mengusahakan dan memelihara taman itu << disini dapat diartikan bahwa sebelum manusia dinikahkan (dipertemukan dengan pasangannya) manusia bekerja lebih dahulu untuk Allah. Lalu apakah timbul dalam hatimu, kapan waktunya kita bisa pacaran dan menikah? Tenang, Allah akan membuat kamu memahami kapan hal itu akan terjadi, asal kamu bergaul karib dengan Allah.

2.Cinta

          Yang dimaksud dengan cinta disini adalah cinta sejati (true love), bukan cinta sesaat yang bisa datang dan pergi (wkwkwkwk kayak lagunya Ian Kasela). Kita harus paham bahwa pernikahan bukan proyek coba-coba jadi sebelum menikah, pastikan bahwa dalam hubungan kalian ada cinta sejati. Alasan terbaik untuk seseorang menikah setelah kehendak Allah, adalah kasih. Banyak orang salah kaprah dalam mengartikan cinta sejati. Orang-orang dunia dan sinetron (Film) mengartikan true love sebagai berikut:
1.    Asmara (kata Aura Kasih, Asmara kadang duka kadang suka dan bisa membuat semua orang tergila-gila), perlu diketahui bahwa cinta sejati dan asmara sangat berbeda. Penopang Asmara yang khas adalah hormon petilanilamin yang menyebabkan kamu berdebar-debar dan merasa hati meleleh saat pertama kali diperhatikan oleh si dia. Setiap orang tentu punya tipe pasangan yang dapat mendebarkan jantungnya. Ketika ada tipe sesorang yang sesuai dengan tipikalnya maka asmaranya akan tergerak. Setiap orang yang menjalani hubungan atas dasar asmara pasti akan mengalami kekecewaan, karena cepat atau lambat hormon ini akan surut dan diikuti dengan rasa hambar pada hubungan mereka. Orang yang tidak mengenal firman Tuhan akan keliru antara asmara dan cinta sejati.

2.    Kecocokan, tidak sedikit orang menikah atas dasar kecocokan. Padahal ini adalah fondasi yang salah. Kecocokan belum tentu cinta sejati tapi dalam cinta sejati ada kecocokan.

3.    Romantisme, romantis itu bukan cinta, tapi romantis itu adalah kemampuan dan bisa dipelajari. Kalo kamu bertemu lawan jenis yang sangat romantis, kamu justru harus waspada, jangan-jangan dia sudah terbiasa melakukan hal itu kepada banyak orang. Tetapi perlu di ingat bahwa cinta sejati pasti belajar untuk menjadi romantis demi membahagiakan pasangannya.

3. Sepadan

          Sepadan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, diantaranya: iman, kedewasaan, intelektual, dan keuangan. Sebelum berbicara lebih jauh mengenai sepadan, harus di ingat kembali bahwa Allah menciptakan penolong bagi manusia itu sepadan (Kejadian 2:18). Artinya kesepadanan dalam pernikahan itu merupakan sesuatu yang wajib. Dalam 2 Korintus 6:14 dikatakan bahwa terang tidak dapat bersatu dengan gelap. Jadi hentikan pertanyaan apakah boleh menikah dengan seorang yang tidak seiman? Tentu jawabnya tidak. Sehingga jika kalian dengan sengaja mencari pasangan yang tidak seiman tentu hal ini salah. Namun, jika dalam perjalanan kehidupan, ternyata memang mendapatkan pasangan yang tidak seiman, ada juga yang memang Tuhan ijinkan hal ini terjadi. Hanya saja satu hal yang perlu di ingat bahwa Allah tidak mempertaruhkan pernikahan anak-anak-Nya untuk mengkristenkan seseorang. << tindakan dengan menggunakan pernikahan sebagai jalan untuk membuat orang lain mempercayai kepercayaan seseorang hanya dilakukan oleh pengikut-pengikut berhala. Inti dari pembahasan ini, dalam menikah, kita harus sepadan dalam hal keimanan.
          Yang kedua adalah sepadan dalam hal kedewasaan. Apa kalian pernah melihat seorang anak usia belasan tahun pacaran dengan pemuda berusia dua puluhan tahun? Aku yakin sekali jika mereka tidak berbahagia, sebab pemikiran mereka jauh berbeda. Dalam benak anak usia belasan tahun yang mereka inginkan adalah bermain dan bersenang-senang, serta memahami pelajaran yang mereka terima di sekolah. Ya, mungkin mereka juga ada yang sudah bekerja dalam usia belasan tahun, tapi biasanya pekerjaan itu adalah pekerjaan part time yang tidak menguras pikiran. Sedangkan bagi pemuda berusia dua puluhan tahun, dalam benak mereka, berisi tentang bekerja dan memenuhi ambisi-ambisi hidup. Bisa jadi mereka berfikir bahwa jalan-jalan dan senang-senang hanya pemborosan, membuang waktu yang bisa digunakan untuk mencetak uang. Bisa dibayangkan kalo hal seperti ini dipaksakan untuk pacaran? Tentu si anak usia belasan tahun ini bisa jadi menderita karena masa kebahagiaannya di renggut, dan mungkin bagi pemuda berusia dua puluhan tahun itu, merasa pacarnya sangat manja dan merepotkan. Maka disarankan pacaran dan menikah dengan seseorang yang sepadan kedewasaannya. Selain dipengaruhi oleh usia, tingkat kedewasaan seseorang juga dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi keluarga. Seorang anak dengan faktor ekonomi keluarga yang pas-pasan bahkan kurang, cenderung memiliki tingkat kedewasaan yang lebih dari usianya, sebab ia seringkali harus mengorbankan masa-masa bermain dan bersenang-senangnya untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarga. Tapi apa pun dan bagaimana pun kondisinya. ingat, jangan korbankan tiap fase dalam hidupmu, jika kamu masih remaja dan kamu berada dalam fase kehidupan dimana sebaiknya banyak habiskan waktu bersama teman sebayamu dan pergi ke berbagai tempat, lakukanlah hal itu sebab waktu tidak dapat diputar kembali. Ketika kamu tidak menikmati fase kehidupan mu dengan normal, kamu akan kecewa. Bertindak dengan memaksa diri seolah menjadi seseorang yang lebih dewasa, dan berpura-pura kuat dan bahagia padahal menderita bukan keputusan yang bijak.
          Ketiga, hendaknya seseorang sepadan dalam hal intelektual. Pada bagian ini, intelektual bisa diartikan sebagai jenjang pendidikan, namun bisa juga diartikan sebagai status sosial dan ras yang berbeda. Untuk intelektual berdasarkan pendidikan, Debby sebagai penulis masih bisa memaklumi. Tapi intelektual berdasarkan status sosial dan ras, Debby kurang setuju, karena ini lebih kepada kesombongan manusia karena dilahirkan dalam keluarga tertentu atau ras tertentu. Sebab kalau bicara intelektual atas dasar pendidikan, orang masih memungkinkan meraihnya meski dia memiliki ekonomi yang terbatas. Tapi kalo menyangkut kesombongan karena dilahirkan dikeluarga tertentu dan ras tertentu << ini tidak dapat ditoleransi karena ini adalah pemberian Tuhan yang mana manusia tidak dapat menentukan. tapi terlepas daripada itu semua, yang harus digaris bawahi adalah, ketika kita tidak memiliki pasangan yang sepadan dalam hal intelektual mungkin dalam hal menjalin relasi sebagai pasangan kekasih bukan masalah besar. Namun saat relasi sebagai pasangan kekasih ini akan dibawa kejenjang yang lebih serius dan diperkenalkan pada kerabat (keluarga besar) dan teman-teman, ini bisa jadi masalah besar. Karena sifat dasar manusia biasanya, akan merendahkan seseorang yang tidak sama derajatnya dengan dirinya. Bisa jadi, saat berkumpul bersama mereka sambil mengajak kekasih, kita mendapat cibiran, perlakuan yang kurang meng-enakkan, dari kerabat maupun teman. Apa lagi jika pasangan kita tidak dapat sedikit banyak mengimbangi intelektual kita. Akibat yang bisa saja kita terima, jika kita memaksakan diri adalah kita akan dikucilkan dan bisa juga kita menjauhi mereka (kerabat dan teman) karena minder memiliki pasangan yang tidak sepadan intelektualnya.
          Yang terakhir dari kesepadanan adalah keuangan. Ketika ekonomi keluarga tidak sepadan biasanya akan timbul permasalahan dikemudian hari. Biasanya permasalahan diawali pada masa perayaan tunangan dan pesta pernikahan. Perlu kita tahu, ketika ekonomi tidak seimbang biasanya akan diikuti hal-hal lain, seperti kedewasaan yang tidak seimbang dan intelektual yang sangat berbeda. Masa pertunangan dan pesta pernikahan adalah moment dimana keluarga besar kedua pihak saling dipertemukan dalam sebuah pesta, dan disaat ini juga akan riskan sekali terjadi hujan cibiran dari banyak pihak. Perbedaan yang mencolok juga akan kontras sekali terlihat. Dikemudian hari setelah menikah, yang ditakutkan ketika ada konflik rumah tangga adalah, memojokkan pasangan dan merendahkan pasangan dengan membahas kondisi ekonomi keluarga pasangan. Ex : “dasar kamu tidak tahu di untung, udah kere, beruntung aku mau nikahi kamu!” << tentu ini bukan hal yang meng-enakan bukan?
Nah itu pembahasan tentang kesepdanan. Yang perlu di ingat, semua ini dijelaskan berdasarkan pengalaman-pengalam konseling dari berbagai permasalahan rumah tangga, dan dirangkum menjadi sebuah pembelajaran. Tapi dalam menetapkan langkah, segala keputusan ada ditangan para pembaca.

3. SEX

          Setelah kita bahas bahwa dalam pacaran ataupun menikah ada dasar yang harus dipenuhi yaitu kehendak Allah dan Cinta Sejati. Selanjutnya kita bicara tentang SEX. Why? Pemahaman tentang SEX yang benar akan menjaga agar hubungan yang telah kita bangun dengan benar tadi tetap terjaga. Istilah dalam lalu lintas, pemahaman sex yang benar adalah marka dan rambu-rambu yang tidak boleh di langgar. Pertama yang harus kita tahu adalah sex ada (timbul) setelah pemberkatan nikah, sehingga bisa disebut juga bahwa sex adalah berkat Tuhan. Maka, ketika dalam hubungan pra-nikah telah terjadi sex, ini artinya telah melanggar perintah Tuhan dengan mengambil berkat bagi orang yang telah menikah. Perlu digaris bawahi juga, bahwa menikah untuk memenuhi hasrat sex adalah tindakan yang salah besar. Jadi, kita harus sadar dalam menjalin relasi dengan pasangan harus murni, tidak mencari keuntungan untuk memuaskan hasrat sex dengan memperdaya pasangan dan mengatakan ingin pembuktian cinta melalui sex. Dan harus kita semua tahu, sex memang diberikan Allah kepada manusia sebagai anugerah, maka tentu hasrat ini tidak dapat di hilangkan dari diri manusia. Sehingga tidak ada manusia yang tahan terhadap godaan sex. Cara terbaik melawan godaan sex adalah berdoa dan berlari (Yusuf saat digoda istri Potifar, ia melarikan diri). Jika kamu tahu bahwa, berpegangan tangan saja sudah menimbulkan hasrat untuk bersentuhan lebih sering, maka berdoa supaya kamu diberi kekuatan untuk berhenti melakukan hal itu dan berhentilah dengan tegas. Dosa sex tidak sama dengan dosa lainnya, ketika kamu bercerita pada pasanganmu bahwa dulu kamu pernah berdosa dengan mencuri mungkin dia akan terkejut atau bisa jadi ia akan tertawa sebab menganggap itu adalah keisenganmu pada masa mudamu. Tapi bagaimana jika kamu bercerita pada pasanganmu bahwa kamu telah melakukan dosa sex? Tentu ekspresinya berbeda dengan dosa mencuri, sebab dosa sex adalah dosa yang menusuk jantung dan membuat pasangan kehilangan kepercayaan kepada kita. Karena sex adalah hal yang sangat suci, maka pelanggaran dari dosa ini menimbulkan kekecewaan yang amat sangat.

4.Dating

          Kencan merupakan hal yang menyenangkan bagi muda mudi yang sedang dilanda cinta. Kencan adalah hal dimana sepasang kekasih bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Dari kencan, cinta akan semakin bersemi. Sebab seumpama tanaman, kencan, bak pupuk yang baik bagi cinta. Tapi ingat, kencan yang ekstra terus menerus dapat membawa kita pada pelanggan sex dan melupakan kewajiban yang kita miliki, karena kencan yang ekstra bukan lagi menjadi pupuk tapi berubah menjadi karbit bagi cinta. Kita tahu bahwa semua benda yang dikarbit tentu tidak baik. Maka dalam berkencan kamu tidak boleh lupa dengan nilai-nilai kebenaran gereja. Pada gereja GTA ELIA ROCK, terdapat dua prinsip dasar yang tidak boleh dilupakan ketika kaum muda mudinya menjalin relasi sebagai pasangan kekasih, yaitu, SALT and LIGHT.
SALT (Spirit, Autority, Leadership, Transformer):
1.    Spirit, harus tetap terjaga dan diharapkan semakin menyala ketika mereka berpacaran. Ex: jika setelah pacaran mereka justru kendor dalam melayani, menjadi moody dalam melayani, tentu ini hal yang salah.
2.    Autority, ada orang yang awalnya adalah seorang yang baik dan dapat dinasehati tentang hal yang benar sebelum pacaran, tapi justru menjadi pembantah setelah pacaran. Tentu diharapkan setelah pacaran mereka akan jadi pasangan yang baik dan memiliki tunduk otoritas terhadap pemimpin rohani.
3.    Leadership, ketika sebelum pacaran kita menjadi pemimpin rohani yang penuh perhatian terhadap anak-anak rohani kita, dan begitu pacaran, kita tidak memiliki waktu untuk memperhatikan anak rohani kita dan hanya memperhatikan pacar, tentu ini adalah hal yang salah.
4.    Transformer, hendaknya ketika pacaran, kehidupan kita membuat orang lain makin diubahkan ke arah Kristus, dan bukan semakin menjauhi Kristus.
Light (Love, Integrity, Generosity, Humanity, Truth)
Jadi hendaknya setelah pacaran, hidup kita makin penuh kasih, berintegritas, murah hati, manusiawi, dan berada dalam kebenaran. Menghina mereka yang belum memiliki pasangan bukan hal yang bijak, dan ini sama dengan tindakan mengejek Tuhan sebagai pemberi pasangan bagi umat manusia. Jika kita telah memiliki pasangan, hendaknya kita semakin bijak dan rendah hati, bukan semakin memberontak. Jika kita masih pacaran, dan belom menikah, hendaknya jangan ekslusif (kemana-mana berdua dan dunia hanya milik berdua) karena kita harus ingat bahwa Allah menciptakan manusia sebagai makhluk berelasi dengan 4 pilar berelasi yang telah dibahas pada LSD bagian 1. Selain itu kemana-mana hanya berdua dapat mengakibatkan kita jatuh dalam godaan sex. Punyailah kakak rohani (sesama wanita, atau sesama pria, satu gender) yang dapat membimbing kamu pada jalan kehidupan yang benar. Ketika kamu pacaran dan hidupmu makin tidak teratur, ingat iblis sedang bekerja didalam hubungan tersebut.

Nah pembaca, sekian dulu yah rangkuman kotbah dari Debby. Hopefully summary kotbah yang 2 bagian ini (wkwkwkkwkwk) bisa menuntun kita kearah relasi yang sehat dan benar dimata Allah. Selanjutnya Debby ada rencana mau rangkum buat kalian tentang pacaran yang baik dan benar dimata Tuhan. Doain aja rangkumannya bisa cepet Debby bikin, supaya temen-temen bisa menikmati melalui blog ini.
Da....da...... sampe ketemu di artikel selanjutnya J

DASAR PACARAN – PERNIKAHAN YANG BENAR, PACARAN, JOMBLO, LOVE, SEX, AND DATING Bagian 1

“haruskah pacaran? Apa jomblo itu buruk?”
          Pacaran, ya, aku yakin itu adalah kata yang sudah akrab bagi kalangan muda mudi. Dan bahkan, kalo kalian belom atau gak punya pacar, seperti ada bisikan gaib (wkwkwkwk) yang bilang “hari gini gak punya pacar?” So, gak heran ada istilah-istilah baru yang muncul di dunia milenium ini. Ex: Pacar pura-pura, ini masih mending sih daripada pacar kontrak (emang rumah pake kontrak). Ada juga istilah, status palsu (kayak nyanyian Vidi Aldiano, terpaksa aku, mencintai dirimu hanya untuk status palsu.....1/2 hati kujalani cinta, karena aku tak suka denganmu...). lho...3x kayanya nih, pacaran itu trend yah, bukan lagi mentingin relasinya, tapi seperti usaha menyelamatkan diri dari cemo’ohan karena jomblo. Padahal tau gak sih kalian, kalo pacaran itu adalah relasi yang jika dibuat mainan dan sembarangan, akan menimbulkan sakit hati dan yang lebih parah bisa merusak masa depan. Nah, bahaya kan? Kok masih aja dibuat mainan kalo bahaya?
          Kenyataannya, pacaran itu menyangkut masa depan. Why? Kalo kalian pacaran sama si doi, tentu ada seberkas harapan, bahwa kalian dan dia akan menyatu di masa yang akan datang. Lha kalo kalian aja masih ragu bakal berdampingan di masa depan sama si doi, masih ada hati di laki-laki lain ato cewe lain, kenapa mesti maksa pacaran sama si doi? Kamu mau bilang cinta bisa tumbuh kayak pribahasa “wiwiting tresno jalaran soko kulino”? ato mau kayak sinetron yang bilang “ajari aku melupakan dia dan mencintaimu?” well...well...wel... but the real is so difficult. Ini dunia nyata sist, bro, jeng, jangan memaksa diri dengan menjadikan orang lain sebagai pelarian dan berharap suatu saat kalian akan jatuh hati beneran sama si doi. Tegaslah dalam dirimu, jika tidak cinta katakan tidak. Pacaran itu adalah suatu proses dimana kalian akan mengasihi orang lain dan belajar tidak egois pada dirimu sendiri. Dalam firman umat Kristiani ada tertulis “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” dan seseorang yang telah ku anggap seperti ayahku berkata “bagaimana kamu bisa mengasihi orang lain kalo kamu belom mengasihi dirimu sendiri” <<< mengasihi dirimu sendiri itu, tidak sama dengan egois lho, mengasihi diri adalah mampu menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, dan memiliki hidup yang memuliakan dan menghargai tiap pemberian Tuhan. <<< Nah, dari sini kita tahu, artinya diri ini harus baik dan pulih duli. Diri ini harus benar dulu, baru kita bisa mengasihi orang lain. Nah kalo gitu, diri yang baik, benar, dan pulih itu seperti apa sih? Berikut aku rangkum SEMINAR LOVE SEX AND DATING by Pdt. Caleb Hover Bintoro, GTA Elia Rock Jogjakata. Hopefully, rangkuman ini bisa kasih pencerahan buat kita, tentang pacaran. Dan kalo kepanjangan, aku akan bagi jadi dua artikel. Selamat membaca J


          Sebelum kita menginjakkan diri pada ranah pacaran atau sering disebut juga dengan pra-nikah, kita harus beres/pulih dulu dengan diri sendiri. Kita harus dapat menjawab pertanyaan ini “who, am i?”, siapakah kita?. Kita adalah manusia makhluk ciptaan Allah yang paling mulia. Dalam Kejadian 1:26 dikatakan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah / peta dan teladan Allah. Maka kita sebagai manusia harus bisa menghargai diri sebagai gambar dan rupa Allah, jika kita membuang diri dengan menganggap diri rendah tidak berguna dan tidak berharga, merasa pantas dijadikan bahan cemo’oh (minder), artinya kita sedang tidak menghargai diri kita sebagai gambar dan rupa Allah. Ketika kita mampu menghargai diri sebagai gambar dan rupa Allah, maka orang lain akan menghargai kita. Perlu kita tahu bahwa pekerjaan utama iblis didalam hidupnya adalah merendahkan harkat dan martabat manusia sebagai gambar dan rupa Allah, membuat manusia menjadi makhluk yang rendah dan menjijikkan. <<< hal ini sangat mendukakan hati Allah karena manusia adalah gambar dan rupa-Nya. Nah bagaimana cara supaya kita paham / dapat melihat diri kita sebagai gambar dan rupa Allah? Kita tentu tahu bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan memberikan mata pada manusia.  Mata ada indra yang tidak dapat memegang diri sendiri dan melihat diri sendiri tanpa bantuan cermin, nah maka kita akan dapat mengenal siapa kita, melalui pengenalan akan Tuhan. Why? Karena Allah adalah cermin bagi diri kita. Ketika kita mengenal Allah, kita akan semakin mengenal diri sendiri. Citra diri kita akan pulih ketika kita mengenal Allah, dan kita akan semakin menghargai hal-hal kecil yang terjadi dalam diri kita karena kebaikan Allah. Kita perlu tahu bahwa manusia diciptakan Allah dengan tugas untuk menakhlukkan, berkuasa atas bumi dan segala isinya, berbuah, bersukacita, berbahagia dan memberitakan kabar baik. Manusia diciptakan Allah untuk berelasi. Ada empat pilar berelasi yaitu 1. Relasi dengan Allah, 2. Relasi dengan diri sendiri 3. Relasi dengan sesama manusia, 4. Relasi dengan alam. Empat pilar relasi ini harus seimbang supaya kita tidak menimbulkan konflik dimana pun terutama konflik dengan Love, Sex, n Dating, sebab pacaran berbicara tentang relasi. Ketika manusia tidak memiliki relasi yang baik dengan Allah maka dia akan menimbulkan banyak pertentangan pada relasi dengan diri sendiri, sesama manusia, dan alam. Maka tidak heran jika ada seseorang yang sering berulah atau membuat konflik dengan siapa saja dan dimana saja. Didalam Kristus, manusia menemukan keutuhan dalam dirinya. << hal ini juga menepis anggapan masyarakat bahwa ada yang kurang jika kita belom berpasangan. Didalam kristen, manusia, baik menikah maupun tidak menikah tetap utuh tidak ada yang kurang asal hidup didalam Kristus. Justru manusia akan kurang, jika tidak hidup didalam Kristus, karena, ia tidak memiliki penebus. Kita harus  utuh didalam Kristus baru mencari pasangan, sebab jika kita tidak utuh terlebih dahulu, kita akan membuat konflik didalam berelasi dengan pasangan. Sebab keutuhan dalam diri kita hanya dapat di isi oleh Allah dan bukan pasangan. Jadi jika ada manusia menikah, itu adalah kehendak Allah dan bukan untuk utuh (memenuhi kekosongan hati). Lalu apa menikah adalah keharusan? Dalam 1 Korintus 7:38 dinyatakan bahwa menikah itu baik, dan tidak menikah itu baik. Jika seseorang makin serupa dengan Allah dengan ia tidak menikah maka baik jika ia tidak menikah. Tetapi jika ia makin serupa dengan Allah ketika ia menikah maka baiklah ia menikah.
Jadi bro, sista, nona, aa, eneng, semua, jangan takut lagi sama status Jomblo << sebab ini, yang sebaiknya dipilih, ketika kalian memang belum siap untuk menjalin relasi pra nikah alias pacaran!!! :D Asal kalian didalam Kristus kalian utuh dan kalian tetap dapat meraih kebahagian meskipun jomblo – lajang. Okey?

Untuk artikel lanjutan kalian bisa baca disini.