Halo Dear,
Welcome back to my blogg,
Yes, it's me... Debora Yolanda,
Bulan Agustus ini seperti sebuah bulan kemerdekaan yang luar biasa buat aku, karena aku punya banyak waktu untuk cerita-cerita ke kalian lewat blogg ku.
Kali ini, aku pengen cerita ke kalian tentang penyakit stroke, berdasarkan pengalaman yang pernah aku lihat.
FYI, aku bukan dokter, aku bukan perawat, apoteker atau tenaga medis lainnya, sehingga hal yang aku tulis ini berasal dari sebuah pembelajaran otodidak dan pengamatan dalam kehidupan. Mohon dimaklumi juga jika gaya bahasa yang aku pakai adalah gaya bahasa sehari-hari sederhana dan bukan medis.
Apakah kalian memiliki keluarga yang punya riwayat stroke? Kakek, Nenek, Bapak/Ibu?
Pasalnya, Stroke bisa menyerang siapa saja, baik muda mau pun tua. Tapi apakah kalian sama denganku, sama-sama penasaran, mengapa orang sampai bisa terkena stroke?
Jika kalian bertanya padaku, bagaimanakah ciri-ciri orang yang kena stroke, itu? Sejauh informasi yang dapat ku gali melalui pengalamanku dan beberapa web, mereka hanya menyebutkan:
1. Sebagian anggota tubuh lumpuh (sulit/berat digerakkan/ kaku seperti kayu)
2. Bibir/mulut yang tidak simetri, atau hidung tidak simetris
3. lambat berjalan, sering tersandung padahal merasa sudah berjalanan dengan cara yang benar
4. lamban dalam berfikir seperti tidak nyambung saat diajak bicara
5. Suasana hati yang berubah-berubah
6. mengalami penurunan / kelambatan gerakan motorik
7. Kesulitan dalam bicara, rasanya mulut ini susah sekali mengucapkan sesuatu yang dimaksudkan
8. Pada pasien stroke tertentu, sering mengalami gangguan pencernaan, seperti sulit buang air besar maupun air kecil
Walau aku menemukan 8 tanda itu dalam pengamatanku, pada kenyataannya tidak ada tanda yang pasti dari penyakit stroke, mengapa? Karena sakit stroke menyerang sistem syaraf manusia, sedangkan seluruh tubuh kita, dipenuhi dengan syaraf. Jadi tentu gejalanya bisa muncul dimana-mana, tidak ada aturan yang baku dan pasti. Hal ini juga yang menjadi penyebab mengapa stroke sulit dikenali sejak dini, dan cukup sulit juga untuk diobati. Diperlukan perjuangan yang keras dan hebat, serta kemauan yang tinggi untuk mentaklukkan penyakit stroke.
Lalu, sebenarnya, apa saja sih penyebab sakit stroke?
1. Stroke bisa terjadi akibat benturan keras di kepala. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang pernah mengalami kecelakaan dan terjadi benturan di kepala, entah terbentur pohon, aspal, ubin atau benda keras lainnya, yang bisa mengakibatkan pingsan. Biasanya efek benturan ini tidak langsung terjadi seketika, namun berselang beberapa tahun kemudian.
2. Stress berat. Baik suasana hati yang sedih 1/2 mati sampai rasa ingin mati atau pun marah bukan kepalang, dapat mengakibatkan diri kita terkena stroke. Karena bukan rahasia lagi, stress memang biangnya membawa penyakit.
3. Kolesterol yang tidak terkontrol dengan baik dan kurang olah raga.
4. Bisa juga disebabkan oleh tekanan darah tinggi dalam kurun waktu yang cukup lama. Tekanan darah tinggi bisa terjadi karena apa? Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi, bisa jadi karena gula darah yang tinggi, terlalu banyak konsumsi makanan berminyak seperti gorengan, terlalu banyak konsumsi makanan yang terlalu asin, dan lain sebagainya.
Pada kenyataannya di lapangan, stroke memang sulit diobati, para dokter syaraf kebanyakan hanya melakukan treatment untuk mencegah keadaan semakin parah, namun mereka belum menemukan bagaimana cara menyembuhkan penderita stroke secara total. Pasalnya kemajuan pengobatan bagi penderita stroke sangat sulit untuk diamati, karena kemajuan pengobatan stroke itu seperti suasana hati, kadang satu hari, mereka bisa memiliki perkembangan yang baik, bisa bergerak aktif, bicara lancar, respon baik. Namun esok hari, bisa saja untuk bergerak duduk sendiri saja mereka kesusahan. Inilah yang menyulitkan para medis (dokter, perawat, terapis, dll) untuk mengobati penderita stroke.
Sekarang, aku ingin berbicara pada kalian tentang pemikiranku sendiri, berdasarkan kejadian yang boleh ku amati. (Dulu aku bercita-cita menjadi dokter, tapi karena satu dan lain hal, aku harus mengurungkan niatku, tapi TUHAN begitu baik, mengijinkanku belajar kesehatan, walau belum dengan kuliah dokter).
Menurutku, stroke itu dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan tingkat keparahannya. Ada gejala stroke/stroke ringan, stroke (kondisi pasien yang sudah mengidap stroke dengan tanda-tanda yang lebih parah/banyak, kompleks), stroke tahap akhir.
1. Gejala stroke/stroke ringan
Pada kondisi ini, biasanya seseorang belum menyadari jika dirinya terkena stroke. Penderita biasanya masih beraktivitas seperti biasa namun mengalami penurunan kualitas hidup. Sering lupa, jalan yang mulai tersandung-sandung, kesulita memakai celana, kurang memiliki keseimbangan tubuh, sulit menahan kencing, sering tidak sadar melakukan sesuatu padahal tidak dalam pengaruh napsa atau minuman beralkohol, suasana hati berubah-berubah, ketakutan berlebihan seperti dihantui sesuatu, dan masih banyak lagi. Pada Fase ini, biasanya dokter pun belum bisa mendeteksi bahwa penderita mengalami stroke, kecuali jika ada tanda-tanda fisik seperti bibir yang bengkok atau hidung yang bengkok. Dokter akan lebih mengelompokkan pasien seperti ini ke dalam kelompok pasien dokter syaraf bagian kejiwaan. Biasanya CT scan kepala atau MRI yang bisa membuktikan bahwa pasien ini mengalami stroke atau sumbatan di tubuh. Biasanya penderita stroke pada tahap ini, jika mengalami anval, tandanya adalah tiba-tiba pingsan, atau seperti kesurupan (tidak berteriak ya...) tubuh bergetar, atau keluar air liur sebanyak"nya, atau bergerak diluar kesadaran. Biasanya jika dilarikan ke UGD, dan jikalau pun sampai harus opname, mereka hanya dirawat 1-3 hari. Dan setelah itu mereka sudah normal seperti orang biasa.
2. Stroke
Pada kondisi ini, dokter syaraf sudah menyatakan bahwa pasien mengalami sakit stroke. Biasanya pasien telah mengalami banyak sekali kemunduran atau kerusakan syaraf. Hal ini bisa terjadi meliputi kesulitan bicara, kesulitan bangun sendiri dari posisi tubuh yang tidur baik telentang maupun tengkurap, kesulitan berdiri maupun berjalanan, baik dengan alat bantu tongkat maupun kursi roda, juga kesulitan dalam motorik tangan baik makan sendiri (menyendok) maupun menulis. Pada Fase ini, biasanya dokter akan mengejar perbaikan kesehatan pasien, baik dengan obat pengencer darah, makanan yang bergizi dan seimbang bagi pasien, minum air putih yang cukup, susu penambah nutrisi, dan fisioterapi (yang jika kondisi cukup parah bisa dilakukan setiap hari bahkan 1 hari 2x terapi).
Masa ini, sungguh masa ujian kesabaran, kekuatan dan perjuangan, baik bagi penderita stroke, keluarga, tenaga medis yang merawat baik dokter, perawat, dan terapis. Karena pasalnya, menghadapi pasien stroke tidak mudah, selain mereka suka mengomel karena tubuhnya yang sakit di sana sini dan sulit bergerak melakukan sesuatu, mereka juga nampak seperti pemalas dan kurang bersemangat. Jadi justru kitalah yang merawat yang harus memberi semangat, dorongan, motivasi, Firman. Jangan terlalu mengharapkan feed back dari penderita stroke.
Masa ini adalah masa dimana orang sedang bermain tarik tambang dengan penyakit stroke. Untuk menentukan, apakah penderita akan berlanjut kepada penyakit stroke yang lebih parah, atau penderita akan 1 step lebih baik, yaitu kondisinya menjadi stroke ringan.
3. Stroke tahap akhir
Stroke tahap akhir adalah kondisi dimana pasien telah mengalami perburukan kondisi yang cukup signifikan. Biasanya pasien sudah pernah mengalami anval dalam bentuk tidak sadarkan diri. Kondisi pasien biasanya sudah sangat sulit bergerak, untuk bangun dari posisi tidur saja, pasien sangat perlu bantuan dan dorongan tenaga yang cukup kuat dari orang lain. Selain itu, karena kondisinya yang sulit bergerak dan cenderung bergerak seperlunya (bergerak saat hanya ingin ke toilet atau terpaksa dan harus berpindah tempat), membuat dahak dari paru-paru pasien naik ke tenggorokan, dan pasien jadi sering terbatuk", dengan intensitas yang sering dan cukup keras.
Pasalnya, tidak ada yang tahu, mengapa pasien stroke mengalami anval (serangan stroke) walau kita telah menjaga pola makannya, minum obat teratur, rajin kontrol dan terapi. Ya, hal ini seperti serangan jantung, tidak ada yang tahu mengapa semua ini terjadi.
Ketika pasien mengalami anval, hal ini juga diikuti dengan penurunan kinerja otak dan syaraf. Pada pasien tertentu, beberapa kali anval dapat mengakibatkan kelumpuhan total pada anggota gerak (saat di uji dengan hamer, untuk di pukul di siku (lutut dan siku tangan) tubuh pasien sudah tidak merespon), penurunan kemampuan pencernaan (tenggorokan sulit menelan baik makanan atau minuman yang masuk) sehingga harus menggunakan selang NGT dan makanan harus diberikan dengan cara sonde (injeksi, dimana makanan dihaluskan dan diberikan dalam bentuk cairan), penurunan kemampuan toileris (pasien harus menggunakan kateter dan pampers). Pada kondisi ini pasien juga sering mengalami peningkatan dahak di tenggorokan sehingga harus dimiringkan dan ditepuk punggungnya, agar dahak di tubuh pasien bisa keluar (namun perlu bantuan beberapa orang, karena tubuh pasien terasa cukup berat dan resiko leher pasien terceklik atau cidera).
Pada masa ini, biaya perawatan untuk pasien bisa menjadi cukup memakan biaya, sebab pasien harus diterapis (fisio terapi gerak motorik) 1 hari 2x, di oksigen / di uap, disedot dahak tiap beberapa jam, penggantian pamper 6 jam sekali, agar area pinggang pasien kebawah tidak melepuh (karena urin yang tertampung lama dan tidak ada pergantian udara diarea pampers akibat pasien yang sulit bergerak sendiri, akibatnya suhu pada area pamper meningkat dan cukup panas ketika kita membuka pampers pasien, bahkan menimbulkan iritasi perih pada mata, seperti bahan kimia yang menyengat), kasur kompresor (kasur busa yang dipompa dengan kompresor) sehingga kasur dapat otomatis naik turun dan memberi ruang antara tubuh pasien dengan kasur, agar suhu area antara tubuh pasien dan kasur tidak terlalu panas dan menimbulkan luka/iritasi, merah dan melepuh. Makanan pasien yang harus di isi setiap 4 jam sekali, ya itu makanan dan susu, bergantian. Selang NGT dan kateter yang harus di ganti 1 minggu 1x atau maksimal 14 hari.
Walau kita telah mengeluar biaya yang cukup besar bahkan mungkin sangat besar untuk pasien stroke, namun semua itu tidak menjamin perbaikan kesehatan pasien. Sulit memprediksi apakah pasien akan membaik setelah perjuangan yang begitu banyak dan keras telah dilakukan.
Dalam menghadapi semua hal ini, sebagai seorang perawat pasien, jujur aku sangat iba kepada pasien yang mengalami stroke dan mereka menggunakan BPJS, serta perawatan pasien dilakukan di rumah sakit daerah/ kota yang belum maju. Pasalnya selain biaya BPJS yang tidak sanggup mengcover semua biaya perawatan pasien (aku memahami hal ini), ketersediaan alat, dan kemampuan tenaga medis belum mumpuni untuk membantu pasien menghadapi stroke dan mengedukasi serta mendapingi keluarga pasien untuk menjalani treatment mereka (aku bukan mencari perkara atau merendahkan sekolah yang telah mereka tempuh, bukan, tapi ini kenyataannya yang harus diakui). Mengapakah instansi kesehatan masyarakat masih sebagai permainan dimata pembesar? Saat para pejabat datang, mereka disuguhkan dengan parkiran yang memadai, sambutan yang mengagumkan, namun lupa menyodorkan realita dilapangan. Lupa mengoreksi kekurangan diri, dan berfikir apa yang perlu di tingkatkan. Aku juga prihatin, meski mungkin dan ya, aku menyadari BPJS tentu tidak bisa diharapkan untuk mengcover semua biaya perawatan, namun mengapa tidak bisa jujur saja kepada keluarga pasien, apa saja biaya dan tindakan yang harus diberikan kepada pasien dalam menghadapi perang kesehatan mereka dan memberi ruang pada keluarga pasien untuk mengusahakan kesehatan pasien dengan cara deposit biaya kesehatan? Mengapa semua harus disuarakan tidak bisa, dan BPJS hanya memberikan ini, tanpa ada edukasi hal" yang harus diusahakan diluar BPJS?.
Aku tidak tahu apakah semua daerah juga demikian, atau hanya daerah dimana aku merawat pasien saja, yang kebetulan seperti itu.
Jujur aku sangat iba, prihatin, sedih. Karena aku masih memiliki hati nurani dan Puji Tuhan dimampukan berempati kepada sesama.
Menjadi seorang tenaga medis, apa pun itu, hendaknya selain gelar yang tinggi, mumpuni dilapangan, memiliki kerendahan hati tuk selalu mau belajar, mengoreksi kelemahan, meningkatkan kemampuan, dan berhati nurani.
TUHAN YESUS kiranya mendengar segala keprihatinan kita dan membuka jalan untuk perbaikan pelayanan kesehatan.
Amin... amin... Dalam Nama TUHAN Yesus, amin...
S.U. n G.B.U