Rabu, 22 Juli 2020

Langkah Menyekolahkan Anak Berkebutuhan Khusus di Pendidikan Luar Biasa

Hai Welcome back to my Blogg...

With me Debora Yolanda....

Hari ini aku akan curhat ke kalian soal SLB/PLB, yaitu pendidikan luar biasa bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

                Jadi, aku tuh kerja di sebuah yayasan pendidikan, semacam yayasan yang memberi bantuan biaya pendidikan ke masyarakat Nganjuk. Nah, di tahun kemarin, ada anak ABK (Anak berkebutuhan khusus) yang diterima di yayasanku. Memang anaknya belum bisa jalan dan bicara. Saat aku melihat anak yang lain sudah tertawa, bermain, dan menerima pembelajaran dari sekolah, sebagai ilmu yang jadi bekal di masa depan, aku jadi ingin menunjukkan jalan menuju masa depan yang sama bagi anak ini. Aku ingin anak ini juga memperoleh hak mendapat pendidikan, hak berinteraksi sosial, dengan orang lain. Aku ingin anak ini memahami, bahwa ada banyak orang di luar sana yang memiliki keterbatasan sepertinya, aku gak ingin anak ini putus asa, kecewa, hanya karena dia hanya melihat orang di sekelilingnya normal sementara dia tidak, dan dia jadi menyalahkan TUHAN. Istiahnya, aku ingin mental anak ini kuat di masa depan. Ide ini ku tuangkan pada ketua yayasan dan disetujui. Tetapi yang namanya beride, tentu harus siap menjalankan, dan bukan suruh-suruh orang lain yah...

                Singkatnya, aku diberi mandat untuk menggali informasi lebih dalam sebagai akses untuk anak ini menuju ke PLB. Aku pun berangkat menuju PLB di area Begadung, Nganjuk, dengan semangat. Aku bertemu dengan kepala PLB di sana. Mereka memanggil beliau dengan sebutan Bu Zul.





                Dari pembicaraanku bersama bu Zul, aku mendapat informasi yang sangat bermanfaat dan baru bagiku. Ternyata langkah pertama sebelum menyekolahkan anak ABK ke PLB, adalah memeriksakan anak ke dokter. Biasanya anak diperiksakan di rumah sakit di bagian poli anak, kalau di rumah sakit tersebut ada poli Tumbuh Kembang, maka poli yang di tuju untuk periksa adalah poli tumbuh kembang. Tujuan dibagian ini adalah untuk memeriksa, tumbuh kembang apa saja pada anak yang terhambat, dan berapa peluang tumbuh kembang pada bagian yang terhambat (artinya bagian yang terhambat itu bisa tumbuh gak sih? Atau sudah berhenti pada kondisi itu saja?). Jika kita tidak ingin ke rumah sakit karena biaya yang mahal, kita bisa datang ke Puskesmas untuk melakukan deteksi tumbuh kembang anak, dengan poli MTBS-MTBM (manajemen terpadu bayi sakit – manajemen terpadu bayi muda), berdasar informasi yang aku terima dari pekerja di Puskesmas Nganjuk, warga kecamatan Nganjuk bisa mendapat layanan pemeriksaan tumbuh kembang secara GRATIS. Langkah berikutnya adalah membawa anak ke PSIKOLOG bukan Psikiater ya... tujuan ke Psikolog adalah untuk melihat berapa IQ anak, dengan melakukan tes IQ dari psikolog. Sebagai tambahan, psikolog juga mempelajari tentang tumbuh kembang anak lho..., jadi kalian juga bisa konsultasi tumbuh kembang anak di Psikolog.



                Setelah semua cek deteksi tumbuh kembang dan tes IQ di penuhi, kita baru bisa mendaftarkan anak ke PLB, sebab dengan memenuhi syarat tersebut, memudahkan PLB untuk memberikan stimulus/pendidikan kepada anak. Ternyata pendidikan di PLB itu seperti pendidikan reguler pada umumnya. Mereka punya jenjang dari TK Luar Biasa s/d SMA Luar Biasa, waktu penerimaan peserta didik juga seperti sekolah reguler yaitu pada bulan Juli. Di PLB Begadung, Nganjuk, tidak ada jenjang TK, yang mereka miliki adalah jenjang SD. Untuk masuk di jenjang SD, anak di anjurkan mengikuti pendidikan TK dahulu di sekolah reguler, bukan untuk menuntut anak memiliki kemampuan membaca, berhitung, atau menulis, tapi untuk memberikan pengalaman kepada anak tentang bersosialisasi. Minimal usia yang di syaratkan untuk masuk ke SDLB di Begadung adalah 6 tahun, jika usia anak lebih dari 6 tahun, mereka tetap mau menerima. Harapannya adalah jika usia anak semakin tua, maka kedewasaan dan peluang kesiapan anak menerima pendidikan jadi lebih besar. Memang harus disadari bahwa kemampuan anak ABK tidak dapat hanya di patok pada umur, sebab bisa saja usianya 6 tahun tapi kemampuan mereka seperti anak normal di usia 3 tahun.

                Okey... sampai di sini dulu ya curhat.an aku :D. Aku harap curhat.an ini tidak hanya memenuhi blogg ku, tapi juga memberikan manfaat bagi kalian semua, terkhusus bagi kota Nganjuk ku tercinta. Tulisan ini kutulis berdasarkan kemauan dan kesadaranku sendiri untuk berbagi, tanpa ada paksaan maupun Endorse dari pihak manapun. Jika ku sebutkan lembaga atau instansi tertentu di atas, itu karena lembaga atau instansi tersebutlah yang telah memberikan informasi kepadaku.

Thank You For Reading, See U in next Post, and Bye... J