Hai Guys.... welcom back di tulisan Debby. Kayaknya kalo di hitung-hitung udah
setahun lebih yah aku gak ngeblok,
wkwkwkwk. Itu gak sempat atau gak niat ngeblok seh?
Hahaha, kayaknya bercanda Debby receh
yah, oke to the point aja. Debby
habis baca satu buku Novel Romance judulnya Macaroon Love *cinta berjuta rasa
by Winda Krisnadefa, novel ini masuk 10 besar lomba Qanita Romance 2011.
Tapi i want to make sure, bukan
karena itu yang bikin aku tertarik buat baca novel ini, alasan utamanya adalah
karena aku jualan Macaroon, kalo kalian kepo gimana rasanya macaroon, yuk pesen
di aku, klik link >>> https://shopee.co.id/toko_my_fashion
Kembali lagi ke novel, unfortunately novel ini gak dijual di toko buku Gramedia, aku dapat
novel ini dari toko buku online. Penerbit
novel Macaroon Love adalah PT Mizan
Pustaka, aku gak tahu harga normalnya berapa, maybe Rp 40ribuan kalo baru, tapi karena ini bekas aku dapat
setengah harga cuman Rp 20ribu, hehehe penting bukunya masih bagus dan
halamannya masih utuh.
Sekarang
kita bahas soal cover buku dan packaging nya yah. Cover nya berwarna tosca (kalo difoto dan kena flash bisa
jadi warnanya biru muda) dan bergambar awan dengan titik-titik hujan dan dibawah
awan itu ada macaroon tower dengan gambar hati di atasnya, lalu di sisi kanan
nya ada tangga yang diletakkan bersandar di macaroon tower itu menuju ke gambar
hati di atasnya, kemudian anehnya macaroon itu melayang diatas air laut lalu
setelah gambar air laut baru deh dibagian bawah ada sebuah kapal berwarna hijau
tua dan bagian dek bawahnya berwarna hijau muda. Pendapat Debby soal cover ini sebelum baca isi novelnya sih,
bagus udah gaya cover novel kayak hasil terbitan Gramedia,
![]() |
Cover depan buku Macaroon Love |
tapi setelah baca
isi novelnya, baru Debby sadar kalo gambar di cover novel ini sebenernya sudah mengungkapkan kisah novel secara
keseluruhan. Untuk kertas halamannya mereka pakai book paper, lalu dibagian header
nya mereka kasih gambar cup cake yang
unyu-unyu sehingga bikin novel terasa
ringan dan hangat buat dibaca. Terus novel ini anti mainstream karena gak ada daftar isi nya terus setiap chapter nya gak ada judulnya, jujur ini
bikin aku jengkel di awal, tapi setelah aku selesai baca, ini malah jadi daya
tariknya, dengan gak ada daftar isi dan nama chapter itu malah bikin kita kepo
dan pengen cepet-cepet tahu akhir ceritanya. Jujur aja, aku ini bukan penyuka
novel tebal, baca novel aja jarang. Total halaman di novel ini dari awal sampai
terakhir halaman sih tulisannya 262, cukup tipis bagi sebuah novel, so... menurut aku ini novel udah to the point banget sama pembaca, gak muter-muter.
Sekarang
kita bahas sinopsis dan isi novelnya yah.
Kalo aku baca sinopsisnya, aku mah
bingung karena menurut aku sinopsisnya kurang nendang dan gak bikin aku
kepo buat baca. Jadi kalian tahu yah, aku baca novel ini modal nekat tanpa kepo, hihihi.... Terus, dibagian
akhir sinopsis ditulis (Dan saat Ammar menyajikan Macaroon Tower
warna-warni........Mampukah aku menerimanya? Maukah aku?) padahal di akhir
cerita gak diceritain tuh itu macaroon tower warna-warni nya warna apa ajah, dan mereka sudah jadian beberapa menit sebelum si Magali ngelihat macaroon tower itu.
![]() |
Sinopsis Macaroon Love novel |
but it not bad and gak mengurangi rasa puas ku setelah baca isi novel ini kok. Gaya bahasa novel ini menggunakan tiga bahasa yaitu, bahasa Indonesia, Inggris, Sunda, dan satu kalimat dengan bahasa Prancis. Sayangnya gak ada catatan kaki di novel ini, kalo bahasa inggris aku masih paham, tapi kalo bahasa Sunda dan Prancis, aku belum belajar, hahaha.... dan kalo aku harus berhenti dan cari artinya di google, itu amat tidak ingin aku lakukan karena bisa membuyarkan konsentrasiku buat mengimajinasikan novel ini.
Kalo aku boleh bikin rangkuman
sendiri dari baca novel ini adalah sebagai berikut:
Keren
kan ceritanya? Yuk order novelnya di online book store, buat tambah koleksi
novelmu guys......
Magali
adalah pecinta kuliner anti mainstream
yang bekerja sebagai freelance writer
di sebuah majalah di Jakarta. Sekali waktu, ia menyempatkan diri untuk pulang
ke Bandung, menengok Nene (neneknya) dan
Beau (sepupunya). Ibu Magali sudah meninggal, Jodhi (begitu Magali memanggil
ayahnya) bekerja sebagai cook di
kapal pesiar dan hanya menghabiskan waktu bersama mereka 2 bulan dalam satu
tahun. Magali tak pernah akur dengan Jodhi, karena Jodhi memberinya nama yang
cukup aneh yang menjadi sumber kesialan
dalam hidupnya selama ini, yaitu, Magali.
Saat
Magali berulang tahun ke 24 tahun, Jodhi bertanya pada Magali. Apakah Magali
benar-benar bahagia dengan pekerjaannya? Sudah puaskah dia dengan menjadi
penulis lepas yang dapat dibilang tidak punya jaminan masa depan? Magali sulit
menjawab pertanyaan Jodhi, satu sisi dia tak
dapat menepis realita bahwa bekerja sebagai wartawan lepas memang dapat
dikatakan tak bermasa depan, tapi
kalau mau pindah kerja, Magali juga tak punya gambaran, mau pindah kerja dimana dan kerja apa? Jodhi mencoba menceritakan
keinginannya untuk berhenti dari pekerjaannya dan membuka restoran di Bandung,
hal ini juga ingin dilakukan Jodhi agar dapat banyak menghabiskan waktu bersama
Magali. Sayangnya, Magali menolak keinginan Jodhi, Magali merasa Jodhi lebih
mengagumkan menjadi cook di kapal
pesiar, daripada membuka sebuah restoran sendiri jadi Jodhi harus tetap bekerja
di kapal.
Hidup
Magali terasa flat dan hampa, tak
punya tujuan yang pasti. Sampai kapan mau terus begini? Sampai kapan terus bergantung
dari uang kiriman Jodhi setiap bulannya? Nene sudah tidak lagi bekerja, Beau
juga hanya bekerja serabutan. Usia Jodhi terus bertambah dan suatu saat Jodhi
akan berhenti bekerja, Magali dan Beau harus menggantikan Jodhi sebagai tulang
punggung keluarga. Ditengah kehidupannya yang membosankan, Ia bertemu dengan
Ammar, seorang pria mirip Andriano Zumbo sang master Macaroon. Ammar memiliki
restoran bernama Magali ya sebuah nama yang mirip dengannya. Berdekatan dengan
Ammar membuatnya merasakan sengatan-sengatan listrik kecil dan
perasaan-perasaan aneh, inikah cinta? Wajar saja, selama 24 tahun, Magali tidak
pernah pacaran.
Tak
diduga, Jodhi meninggal karena serangan jantung saat bekerja di kapal. Restoran
yang dicita – citakan Jodhi belum juga terwujud, Beau masih bekerja serabutan, Magali
pun masih berstatus sebagai penulis lepas. Mereka amat sangat bingung dan
memerlukan pertolongan, seperti kapal Titanic yang habis menabrak gunung es,
seperti itulah nasib mereka sekarang. Tapi Magali tetap kembali ke bandung
untuk bekerja, sebab hanya itu yang bisa dia lakukan, daripada tidak bekerja
sama sekali, uang tabungan Jodhi juga masih cukup untuk membiaya hidup mereka
dalam beberapa tahun kedepan. Ditengah kedukaan keluarga kecil ini, Ammar hadir
dan menjadi bagian baru dari keluarga mereka. Walau status Ammar bukanlah suami
Magali tapi Ammar tetap membantu mereka dengan tulus.
Nasip
baik pun datang menghampiri Magali, dia diangkat menjadi wartawan tetap di
majalah Glamz, dan dia mendapat rubik wisata kuliner. Sebuah pekerjaan yang
menantang dan mengajaknya keliling Indonesia, bahkan harus melakukan perjalanan
ke luar negeri. Enam bulan lamanya, Magali tak bertemu Beau, nene, dan Ammar,
karena pekerjaan barunya itu. Hingga satu ketika, Magali berada di Australia,
tepat di cake shop milik Andriano
Zumbo, sang Idola. Magali amat betah dan ingin berlama-lama berada di sana,
namun sesosok laki-laki botak yang sedang berdiri di pertokoan dekat cake shop, menarik perhatiannya. Hei....
itu Andriano Zumbo, pikirnya. Magali berlari keluar untuk menghampirinya. Oh no...
itu Ammar bukan Andriano Zumbo. Ammar pun menyatakan cintanya pada Magali,
mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih tepat di hari ulang tahun Magali, dan
hadiah ulang tahun dari Ammar untuk Magali adalah macaroon tower made by
Andriano Zumbo.
-The
End of The Story -
Sekian dulu ya review buku Macaroon Love *Cinta Berjuta Rasa dari Debby, Ups...
sekarang kamu pengen cicipi berbagai rasa macaroon? Yuk order dengan klik link >>>> https://shopee.co.id/toko_my_fashion atau langsung hubungi aku di WA
0896-3471-5022.
Thank You........